Hawanya sampai sini sudah tidak aman (haha). Memang yang bisa merasakan gimana beratnya ber-kegiatan, atau nama lainnya berorganisasi adalah si Introvert dan Ambivert. Aku tahu, ini bukan soal tanggung jawab dan beban kerja yang akan dilaksanakan, tapi ini soal malasnya bersosialiasi dengan yang lain. Pengennya melakukan semuanya sendirian dan tidak usah banyak berdiskusi. Rapat mungkin hanya sekali saja lalu jalan dan beres. Oh iya satu lagi, merupakan keputusan yang salah apabila si Introvert dan Ambivert ini ditunjuk sebagai ketua atau penanggung jawab utama dalam pengelolaan suatu acara. Bukannya kami tidak bisa menjalankan tanggung jawab sebagai pemimpin, tapi kami terlalu malas untuk mengatur orang lain yang susah diatur dan lebih banyak bicaranya. Mending dilakukan sendiri dari pada banyak berdebat. ( sedikit curhat)
Tenang-tenang! Situasi masih aman, Besti. Ternyata Aktif berkegiatan itu bukan melulu tentang berorganisasi saja loh. Kamu bisa menggantinya dengan mencari peluang volunteer (misalnya guru ngaji), ikut event workshop/seminar lalu memastikan ilmu apa yang kamu dapatkan darisana, ikut event lomba sesuai passion, dan ikut pelatihan-pelatihan pengembangan skill.
Poin penting dari Tips#1 ini adalah tentang "apa yang kamu dapat dari kegiatan itu. Ada value apa? yang bisa membawa perubahan dalam hidupmu lalu akan kamu kontribusikan untuk bangsa dan Negara nantinya. Bukan seberapa penting kamu dalam organisasi itu, tapi kesadaran apa yang kamu dapat dari organisasi itu. Ikut kegiatan apapun yang bermanfaat. Jangan bilang kamu merasa terlambat untuk hal ini. Berapapun usiamu saat ini tidak menjadi alasan untuk kamu berjuang mengejar beasiswa impianmu.
Tips 2# Ikuti Guidelinenya;
Kelihatannya sepele tapi aku harus bilang ini sangat menentukan. Inilah yang aku pribadi sangat perhatikan sejak awal memutuskan untuk memilih Korea. Informasi tentang karakter Negara ini sudah tertanam jauh dalam benakku kalau mereka Negara disiplin, disamping karakter-karakter lain yang sudah terbukti membuat mereka lebih cepat maju daripada Negara kita. Disiplin disini maksudnya mereka amat menyukai kesesuaian dan kepatuhan akan suatu aturan yang telah dibuat. Dalam hal beasiswa ini yang wajib kita ikuti adalah apapun petunjuk pendaftaran yang sudah mereka tuliskan di  Guideline/Panduan, hendaknya jangan kita abaikan.
Catatanku dalam poin ini adalah pastikan teman-teman membaca dan memahami dengan tuntas Panduannya dan ikuti semua petunjuk yang diberikan meskipun untuk hal yang sangat sepele sekalipun, misalnya dalam ukuran kertas dan urutan penataan dokumen yang disubmit dari nomor 1-21 (Lihat postingan sebelumnya). Di panduan cukup banyak petunjuk-petunjuk kecil yang terkesan remeh tapi aku berani menyakinkan kalau hal sekecil itu sudah kamu perhatikan, kamu pasti sudah memperhatikan petunjuk yang paling penting juga.
Tips 3# Pengalaman Ikut Pertukaran Mahasiswa;
Bagi kamu yang telah memiliki pengalaman ikut pertukaran mahasiswa ke Korea atau ke Negera lainnya semasa kuliah artinya kamu sudah belajar beradaptasi dan dianggap mampu menyelesaikan masalah kehidupanmu di Negara asing. Dengan begitu, pemberi beasiswa tidak merasa rugi memberimu beasiswa S2.
Akan tetapi bila kamu tidak pernah ikut program pertukaran mahasiswa bukan berarti kamu kehilangan harapan untuk lolos beasiswa ya. Aku pun tidak ada pengalaman ini sebelumnya (hehe). Tentu saja ada hal positif yang berbeda bagi kamu yang sudah pernah merasakan hidup di Negara orang sebelumnya dibandingkan dengan yang sama sekali belum pernah.
Tips 4# Pengalaman Kerja dengan Perusahaan Asing;
Kalau kamu sudah merasakan bagaimana kehidupan bekerja sebelum melanjutkan S2 ke luar Negeri, selamat. Setidaknya kamu sudah sukses menjalankan tanggung jawab atas tugas yang diberikan, memiliki kemandirian yang utuh, serta kemampun hard skill dan soft skill mu telah teruji. Dan apabila pengalaman kerja kamu sebelumnya bergabung di perusahaan asing, sudah jelas valuenya lebih tinggi lagi. Sebab, bekerja di perusahaan asing seharusnya menggambarkan kalau kita punya kemampuan beradaptasi di Negara orang lain. Tim kerja yang multirumpun, penggunaan bahasa asing, pengalaman dinas kerja, kesemuanya mampu menguatkan kualitasmu yang sudah lebih SDM rata-rata. Hal ini dapat mengurangi risiko pemberi beasiswa menghadapi masalah penerima beasiswa GKS yang tidak betah dan ingin pulang di tengah jalan. Memiliki pengalaman kerja di perusahaan asing, seharusnya juga telah memiliki kemampuan berkomunikasi yang lebih baik terutama dengan orang dari Negara lain pula. Hal inilah yang akan membantu kehidupan kita di Korea dalam komunikasi dengan masyarakat Korea maupun dengan sesama Awardee GKS dari penjuru dunia. Kesan positif juga akan timbul dengan pengetahuan dan pengalaman kamu itu endingnya bisa juga membantu memajukan Korea.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!