Kamu sudah divaksin belum?
Aku tahu, kamu pasti langsung paham kalau aku sudah divaksin dari judul diatas. Iya, pada 33 Jam yang lalu atau sekitar 1 hari lebih 9 jam aku disuntik vaksin, kemudian aku menulis ini.
Sebelum aku bercerita tentang pasca vaksinasi, atau mungkin yang lebih ditunggu adalah bagaimana reaksi tubuhku setelah vaksinasi, aku ingin lebih dulu bercerita tentang salah satu reaksi masyarakat sekitar terhadap vaksinasi yang telah diprogramkan pemerintah ini.
Kebetulan sehari sebelum menghadiri undangan vaksinasi, saudara tuaku bercerita kejadian ini di kampung sebelah. Entah bagaimana critanya, berita kedatangan petugas medis puskesmas terdekat sudah menyebar ke seluruh penjuru kampung. Katanya, sewaktu-waktu petugas akan datang untuk melakukan vaksinasi di kampung tersebut.
Ternyata, sebagian besar dari mereka sudah sepakat untuk tidak mau divaksin. Mereka akan sepakat mengunci pintu apabila petugas puskesmas datang. Apapun ancamannya, mereka akan kekeh tetap tidak mau divaksin, meskipun bantuan sosial bersyarat yang mereka terima secara regular dicabut. Begini kira-kira salah satu ungkapan warga. "Tidak mengapa bansos regulernya dicabut, daripada mati". (Eits, jangan ketawa)
Ini baru salah satu reaksi warga ya, yang kebetulan saja saya dengar. Kalau reaksi-reaksi lain yang saya dengar melalui media sih, sudah keseringan. To the pointnya adalah tidak mau divaksin karena takut menimbulkan reaksi tubuh yang tidak mengenakkan, hingga sampai kematian. Saya curiga, jangan-jangan tetangga kampungku tadi terlalu menghayati berita menakutkan dari yang mereka dengar dari media. Tanpa menyelidiki dulu kebenaran dari berita tersebut.
Menjadi penerima vaksin kloter ketiga dari jadwal yang diagendakan di tempat kerja, membuatku setidaknya lebih tenang. Artinya, tidak mundur dari keputusan untuk MAU divaksin. Sebab apa? Sebab, pertama saya percaya pada pemerintah. Sebabkedua, setidaknya efek yang paling mengerikan dari pasca vaksin yang ditakutkan di masyarakat itu tidak benar. Sama sekali tidak ada berita di sekitar yang menyatakan ada orang maninggal setelah divaksin. Alhamdulillah saya tidak mendengar.
Tapi, ...
Sekali lagi ya,
Tapi... ada banyak berita, cukup sedih sebenarnya, bahwa orang-orang yang sudah divaksin disekitar saya malah saat ini, pada detik ini, ambruk dengan berita POSITIF TERPAPAR COVID-19. Sungguh! ini bukan bermaksud untuk membuat siapapun menjadi takut divaksin. Justru menurut saya pribadi, orang-orang yang telah divaksin itu salah pemahaman bahwa setelah divaksin, kita bisa bebas berkerumun, mengabaikan protokol kesehatan selama pandemi, karena tubuh ini sudah aman terlindungi oleh vaksin.