Mohon tunggu...
Niha Maesaroh
Niha Maesaroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Sedentary Lifestyle terhadap kesehatan

13 Desember 2024   03:16 Diperbarui: 13 Desember 2024   03:14 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

2.Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Kurangnya gerakan fisik juga berperan pada berbagai masalah kardiovaskular, seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL), dan peningkatan risiko penyakit jantung koroner. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki waktu sedentary yang lebih lama memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, karena berkurangnya aktivitas yang dapat meningkatkan sirkulasi darah dan kesehatan pembuluh darah.

3. Diabetes Tipe 2
Gaya hidup sedentary juga menjadi faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2. Aktivitas fisik yang rendah menyebabkan resistensi insulin, kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, yang dapat meningkatkan kadar gula darah. Penurunan aktivitas fisik juga berhubungan dengan peningkatan berat badan, yang semakin meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

4. Gangguan Muskuloskeletal
Menghabiskan waktu yang lama dalam posisi duduk atau tidak bergerak dapat menyebabkan gangguan pada sistem muskuloskeletal, terutama nyeri punggung, leher, dan pinggul. Kelemahan otot dan ketegangan sendi sering terjadi akibat kurangnya gerakan, yang dalam jangka panjang dapat mempengaruhi postur tubuh dan mobilitas.

Dampak Gaya Hidup Sedentary terhadap Kesehatan Mental
Selain dampak fisik, gaya hidup sedentary juga memiliki dampak negatif pada kesehatan mental. Aktivitas fisik yang rendah berhubungan dengan peningkatan risiko depresi dan kecemasan. Gerakan tubuh yang teratur dapat merangsang pelepasan endorfin, zat kimia otak yang berperan dalam meningkatkan mood dan mengurangi stres. Oleh karena itu, kurangnya aktivitas fisik dapat memperburuk gejala gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.

Upaya Mengurangi Dampak Gaya Hidup Sedentary
Dalam upaya mengurangi dampak negatif dari gaya hidup sedentary memerlukan perubahan dalam pola hidup sehari-hari. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi waktu sedentary meliputi:
1. Meningkatkan Aktivitas Fisik
Berdasarkan pedoman kesehatan WHO, setiap individu disarankan untuk melakukan setidaknya 150 menit aktivitas fisik intensitas sedang atau 75 menit aktivitas fisik intensitas tinggi setiap minggu. Aktivitas ini dapat berupa berjalan kaki, bersepeda, atau berolahraga di gym.

2. Peregangan dan Gerakan Ringan
Ketika bekerja di depan komputer atau duduk lama, penting untuk melakukan peregangan tubuh dan bergerak sedikit setiap 30 menit untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengurangi ketegangan otot.

3.Penggunaan Teknologi untuk Meningkatkan Aktivitas
Teknologi juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan aktivitas fisik, seperti menggunakan aplikasi pelacak kebugaran atau perangkat wearable yang mengingatkan pengguna untuk bergerak.

Desain Lingkungan yang Mendukung Aktivitas  
Lingkungan yang mendukung, seperti menyediakan ruang untuk berolahraga di rumah atau kantor, serta mendorong penggunaan tangga alih-alih lift, dapat membantu mengurangi waktu sedentary.

KESIMPULAN

Gaya hidup sedentary merupakan masalah kesehatan global yang perlu mendapatkan perhatian serius. Dampak negatifnya terhadap kesehatan fisik dan mental sangat besar, terutama dalam meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, diabetes tipe 2, serta gangguan muskuloskeletal dan kesehatan mental. Oleh karena itu, penting untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih aktif dengan meningkatkan frekuensi dan intensitas aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah, organisasi kesehatan, serta masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat dan aktif.

DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization (WHO). (2020). "Physical activity and sedentary behaviour."  
2. Lee, I. M., Shiroma, E. J., Lobelo, F., Puska, P., Blair, S. N., & Katzmarzyk, P. T. (2012). "Effect of physical inactivity on major non-communicable diseases worldwide: an analysis of burden of disease and life expectancy." Lancet, 380(9838), 219--229.  
3. Biswas, A., Oh, P. I., Faulkner, G. E., Bajaj, R. R., Reeder, B. A., & Ross, R. (2015). "Sedentary time and its association with risk for disease incidence, mortality, and hospitalization in adults: a systematic review and meta-analysis." Annals of Internal Medicine, 162(2), 123--132.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun