Mohon tunggu...
Ni Gusti Agung A. Sri Megarini
Ni Gusti Agung A. Sri Megarini Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang Guru dan sekaligus Ibu dari tiga anak yang sangat aktif. Saya suka memasak, sesekali membaca dan menonton film. Ketika ada teman untuk menari saya suka menari tarian tradisional, khususnya tari Bali.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Akankah Cahaya Hadir di Dusun Baku?

5 Januari 2025   22:45 Diperbarui: 5 Januari 2025   22:45 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan menuju Dusun Baku (Sumber: Dokumentasi Pribadi))

Dusun Baku Desa Sumi Kecamatan Lambu Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat, merupakan sebuah Dusun yang dapat dijangkau dengan menempuh perjalanan kurang lebih 40 menit dari Desa Sumi. Dahulu terdapat dua alternatif jalan menuju dusun Baku. Untuk menjangkaunya dapat ditempuh melalui jalan Pantai Papa lalu masuk ke jalan utama ke Desa Ngelu. Pada jalan utama menuju Desa Nggelu, terdapat cabang menuju Dusun Baku yang sudah di aspal sejak 2023 dan rampung di 2024.

Akses kedua untuk mengunjungi Dusun ini adalah melalui Desa Nggelu, namun  seiring berjalanya waktu masyarakat enggan menempuh jalan ini dikarenakan terlalu jauh memutar. Terlebih saat ini jalan utama menuju Dusun Baku sudah diaspal dan hanya berkisar kurang lebih satu kiloan menuju perkampungan  yang masi berupa jalan tanah. Hadirnya jalan aspal yang meski belum sampai perkampungan warga, sangat membantu mobilitas masyarakat baik yang berasal dari Baku sendiri maupun para pelancong yang ingin menikmati keindahan Pantai Baku yang masih asri dan belum terlalu banyak dikunjungi. 

Jalan Utama di perkampungan Baku (Sumber : Dokumentasi Pribadi))
Jalan Utama di perkampungan Baku (Sumber : Dokumentasi Pribadi))

Dusun Baku memikili potensi alam yang begitu besar. Di tempat ini terdapat pantai pasir putih yang begitu indah dengan ombak yang lumayan besar. Sepanjang pantai Baku dihiasi setengahnya oleh karang lalu pasir putih yang masih bersih dan belum terjamah kejamnya sampah plastik. Selain pantai baku terdapat pula pantai Lawoli yang akhir - akhir ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para muda mudi, baik yang berasal dari Baku maupun yang berasal dari luar Baku.  

Melihat antusiasme para remaja dalam mengunjungi pantai-pantai yang terdapat di Dusun Baku membuat saya membayangkan seandainya saja object wisata ini bisa dikembangkan pastinya akan membantu warga membuka mata pencaharian baru. Mengingat warga Baku saat ini sebagian besarnya hanya bergantung pada hasil dari bertani jagung.

Para warga di Dusun Baku hanya dapat menanam jagung setahun sekali. Hal ini dikarenakan mereka harus menunggu musim hujan. Musim hujan yang datangpun hanya berselang selama tiga bulan dimulai dari bulan Desember hingga Februari. Tak banyak yang bisa dilakukan warga selain menunggu musim penghujan tiba. Terlebih Dusun ini belum dialiri listrik. Jaringan pun belum dapat diakses dengan mudah. Saat ingin mencari jaringan, warga  Baku harus memanjat bukit atau mencari tempat yang agak tinggi. Itupun tidak pasti. 

Keseharian warga Baku yang lebih  pendek dari penduduk di daerah lain membuat para warganya banyak yang memilih untuk menjadikan Dusun ini sebagai tempat tinggal mereka hanya ketika musim tanam tiba. Banyak warga yang memilih tinggal di desa sekitar dikarenakan mereka perlu mendapat penghidupan. Menyebabkan sepinya penduduk di Dusun ini.

Dahulu Dusun ini lumayan ramai saat  dibuka oleh Pemerintah sebagai Dusun Transmigrasi bagi orang-orang Lombok yang ingin membuka lahan. Banyak masyarakat Lombok yang tinggal di Dusun Baku pada saat itu. Baku diharapkan bisa berkembang namun Kini hanya tinggal penduduk lokal setempat yang menghuni Dusun Baku. Para transmigran telah kembali ke kampung halamanya. Menyebabkan kurangnya jumlah penduduk. Baku tidak dapat mengajukan pemekaran sebagai Desa dikarenakan kurangnya jumlah penduduk. Padahal menjadi desa merupakan harapan warga untuk mewujudkan mimpi mereka. Terutama impian para warga untuk mendapat listrik.

Berbagai cara telah diupayakan warga agar listrik bisa masuk dan menerangi setiap pintu rumah mereka namun setiap usaha yang mereka lakukan belum terlihat membuahkan hasil. Akankah cahaya itu akan hadir di Dusun Baku seiring makin banyaknya yang mengunjungi pantai Baku??

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun