Resensi Buku Oh Su Hyang

Judul               : The Secret Habits To Master Yours Art Of Speaking (Bicara Itu Ada Seninya)

Penulis             : Oh Su Hyang

Penerjemah      : Asti Ningsih

Penerbit           : Bhuana Ilmu Populer

Cetakan           : Cetakan ketiga, Juli 2018

ISBN               : 978-602-455-392-0

Tebal               : 238 halaman

            Siapa sih yang nggak kenal dengan buku yang berjudul "Bicara Itu Ada Seninya"? Pasti semua orang yang ingin memiliki kemampuan berbicara yang hebat pasti pernah membacanya. Banyak yang menyebutkan bahwa buku ini menyajikan berbagai trik rahasia untuk menjalin komunikasi yang lebih efektif dalam menjalin hubungan di berbagai lingkup sosial. Sebagian orang pasti menginginkan sebuah rahasia, maka dari itu buku ini pasti menggugah rasa penasaran para penikmat buku.

            Buku yang ditulis Oh Su Hyang memiliki latar belakang sebuah ilmu untuk berkomunikasi dengan baik dan juga efektif yang diperuntukkan untuk orang-orang yang membacanya. Terkadang kita tidak percaya diri atau sering kali gagap dalam percakapan, entah saat wawancara, presentasi atau hanya obrolan santai saja. Padahal semua itu sangat penting ketika kita akan menjalin suatu hubungan yang lebih, karena kesan pertama seseorang sangat penting dan itu dilihat dari caranya berbicara atau mengobrol. 

Oh Su Hyang pernah berkata bahwa pintar berbicara atau mempunyai public speaking yang hebat bukan bawaan dari lahir, akan tetapi dengan cara mengasah kemampuan public speaking kita dengan baik, konsisten dan tetap menjadi diri sendiri, karena kita semua mempunyai karakteristik yang berbeda-beda pada pembawaannya.

Buku "Bicara Itu Ada Seninya" tentu memiliki banyak keunggulan, isi dari buku ini disampaikan dengan gaya penulisan yang sangat mudah dipahami dan tulisan yang disampaikannya pun sangat ringan, tidak terbelit-belit dan sangat runtut. Apalagi kepada pembaca yang pertama kali ingin belajar komunikasi, maka buku ini akan menjawab permasalahan yang ada diberbagai lingkup sosial disekitar kita, baik formal ataupun non formal. 

Seperti saat negosiasi, presentasi, awal perkenalan, wawancara, memberi argumen dan masih banyak lagi. Situasi semacam ini sering kali kita lalui dan kadang kita melaluinya dengan santai tapi kurang mendapat feedback yang baik. Nahh buku ini menjawab permasalahan yang sering kita lalui dengan solusi yang mudah diterapkan dan relate dengan kehidupan kita.

Buku non fiksi ini juga menjelaskan tentang bagaimana menghormati dan menghargai lawan bicara kita. Karena buku ini mempunyai berbagai tips dan salah satunya adalah tentang cara mendengarkan lawan bicara. 

Buku ini menjelaskan adanya rumus komunikasi yaitu C= Q x P x R. Rumus tersebut memiliki arti bahwa Communication dapat tercapai dengan baik apabila terdapat unsur Question, Praise, and Reaction. Dari adanya rumus komunikasi ini dapat kita ketahui bahwa komunikasi akan berjalan dengan baik jika ada ketiga unsur tersebut. 

Jadi tidak hanya mempelajari bagaimana cara berbicara di depan umum saja, akan tetapi juga mempelajari respon kita terhadap lawan bicara kita ataupun cara mendengarkan lawan bicara dengan baik, karena mendengarkan juga salah satu unsur penting dalam komunikasi lohh temen-temen.

Buku ini pun memberikan tips-tips yang bisa kita lakukan sendiri dengan cara yang mudah, seperti mantra kepercayaan diri yang tentunya ditujukan kepada kita untuk lebih percaya diri, lalu ada cara membuat suara kita terlihat lebih menarik didengar banyak orang, dan tentunya dalam buku juga dijelaskan aturan-aturan komunikasi yang baik dan efektif, yang sebelumnya mungkin tidak atau malah jarang kita ketahui. Tips-tips ini sangat ringan dan sederhana, akan tetapi sangat berguna untuk kehidupan sosial kita.

Tidak hanya tips dan trik yang dibagikan, ada dua pesan yang saya ingat dimana Oh Su Hyang menyampaikannya dalam buku. Yang pertama Oh Su Hyang mengatakan bahwa sekarang dunia tidak lagi membutuhkan orang yang mahir dalam satu bidang saja. Secara tidak langsung, beliau mengatakan belajarlah diberbagai bidang dan terus mengasah kemampuan yang kita miliki. 

Dan yang kedua Oh Su Hyang berkata bahwa semangat adalah mantra terbaik untuk mewujudkan masa depan yang diimpikan. Jadi pesan-pesan ini membuat kita menjadi lebih bersemangat dalam mencapai cita-cita yang kita inginkan.

Selain memiliki berbagai keunggulan didalamnya, buku ini juga tidak terlepas dari adanya kelemahan. Kelemahan buku ini menurut saya adalah judul sub-tema yang bisa dibilang lucu. 

Seperti sub-tema dengan judul "Menggaruk yang Gatal dengan Pertanyaan yang Tepat", para pembaca pasti akan menggulang judul ini, karena terlalu bingung dengan diksi yang digunakan. 

Sebab isi dari sub-temanya adalah mengetahui strategi lawan bicara yang digunakan dalam dunia bisnis. Jadi penggunaan judul sub-tema ini kurang tepat saat digunakan sebagai headline.

Setelah memahami baik keunggulan ataupun kelemahannya, buku ini membuat saya banyak belajar bahwa komunikasi itu sangat penting untuk dunia luas, terutama untuk pekerjaan atau networking, karena dari komunikasi atau obrolan santai saja bisa menambah wawasan kita tentang suatu pelajaran. 

Buku ini juga memberi tau saya, bahwa pertemuan pertama dengan seseorang adalah sesuatu yang sangat penting, karena termasuk kesan pertama kita pula. 

Dan yang penting menurut saya tentang buku ini yaitu mengajari kita bahwa sikap mendengarkan adalah sikap yang perlu dilakukan setiap orang, agar lawan bicara merasa kita menghargainya dan tentunya kita mendapatkan insight dari obrolan tersebut.

Buku "Bicara Itu Ada Seninya" adalah buku self improvement yang diperuntukkan untuk orang-orang yang ingin mengasah kemampuan berbicaranya, ingin menambah wawasan tentang dunia komunikasi atau mungkin kalian ingin menjadi pembicara yang hebat. 

Nahh buku ini adalah solusi yang tepat untuk kalian yang ingin belajar tentang komunikasi terlebih untuk public speaking. Buku ini dapat dibaca untuk semua kalangan, baik remaja ataupun orang dewasa.