Mohon tunggu...
Khoirunisa Aly ♡
Khoirunisa Aly ♡ Mohon Tunggu... Administrasi - menulis adalah cara lain mengungkapkan perasaan

:: Dream catcher :: Cat Lovers

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Balik Hujan

1 November 2012   08:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:07 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

pukul 16.50 wib…

“aisshh kenapa waktu nya jam pulang hujan malah turun, membuat kesal saja” ujar ku kepada rekan kerja ku..

Namun sore itu rasanya tubuh ini telah begitu lelah dan ingin segera sampai rumah, dan aku tetap langsung meng-shut down computer ku dan membereskan meja kerja ku.

Oke tepat 17.00 wib. Aku langsung bergegas menuju dimana motor ku diparkirkan, ku kenakan mantel hujan ku dan hanya satu dipikran ku saat itu, sampai rumah dengan cepat dan selamat. :D

Diperjalanan ku biarkan rintik hujan yang cukup deras terus membasahi dan mengiringi perjalanan ku sampai rumah, ketika aku sampai di jalan raya yang cukup lengang , ku perlambat laju motor ku, qu buka kaca helm qu dan ku biarkan hujan membasuh wajah ku. Rintik-rintiknya ku resapi, membasahoi pori-pori wajah ku .. qu menarik nafas cukup dalam dan menghembuskan perlahan dan aku merasa kesejukan memasuki lorong hati ku..

Hujan disore itu membuat hati qu merasa bahagia… cukup sukses membuat senyum tulus diwajah qu mengembang indah… dan di tengah perjalanan dengan hujan yang mulai mereda namun masih meyisakan rintik gerimis yang masih cukup banyak.. dalam pikiran ku terlintas sebersit sosok seseorang yang pernah ku cinta.. yang pernah ku kasihi, dan pernah ku sayangi setulus jiwa..

Wajahnya, senyumnya terbayang di pikiran ku dengan jelas.. etah kapan tiba” air mata ku ikut menetes mengiringi hujan, namun bibir qu tetap terseyum dibawah hujan. Rasa sakit kembali tergores dalam hati ku mengingat apa yang pernah terjadi.. bagaimana dia meninggalkan qu tanpa sepatah kata dan bagian” indah juga menghiasi, yang membuat ku menangis menyadari bahwa hal indah itu mungkin sudah tidak akan terjadi lagi bersamanya, bersama dia yang pernah aku cintai.

Pernah ku cintai, bukan berarti aku sudah tak mencintainya lagi, namun aku mencoba untuk tidak mencintainya lagi. Mungkin itulah yang terbaik untuk hati ku.

Dibalik rintik gerimis, air mataku juga masih menyela untuk turun bersama air hujan.. Dann #byuuurrrr…. Aww ada mobil dari balik arah dengan kecepatan tinggi yang membuat kubangan air menyiram hampir seluruh bagian samping tubuh ku, hehe untung pakai mantel jadi baju ku tentu tidak kotor dengan air tersebut.

Entah kenapa ketika air itu menyiram saya, saya malah jadi tertawa sendiri (mungkin teringat masa kecil suka main hujan-hujanan) :D

Lalu setelah itu, aku teringat akan salah satu lagu dari band Indonesia kesukaan ku : “Peterpan – Menghapus Jejakmu” , wah wah backsong yang tepat banget buat mengiringi hati ku, hihi ketika teringat lagu itu.. senyum kembali hadir menghiasi wajah ku ^.^

Aku tahu, saat ini sudah saatnya aku menghapus jejaknya, menghapus jejak dia yang tidak pernah mencintai ku ^.^

Aku yakin setelah hujan akan ada pelangi yang muncul, meski kadang tak terlihat dimana tempat kita berada, pasti pelangi itu ada dibagian langit lain yang kita tidak bisa melihatnya. Dan mentari pun akan kemabli menyinari bumi ini dengan sinarnya yang menghangatkan ^.^

Dari hujan ku meyakinkan hati, bahwa ada suatu yang indah setelah semua kesedihan ini. Hanya bersabar untuk menyambut datang nya sang pelangi yang tak takkan pernah meninggalkan ku lagi ^.^ serta akan ada mentari yang akan kembali menghangatkan semua suasana hati..

Insya Allah :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun