Akhir-akhir ini, semakin bingung rasanya kalau membaca tulisan teman-teman di salah satu situs jejaring sosial. Terutama tulisan dari teman-teman yang berusia sebaya dengan anak saya yang beranjak remaja.
Banyak kata-kata yang untuk mengerti arti tulisannya harus berpikir beberapa jenak; penghilangan huruf vokal yang bisa menimbulkan penafsiran arti tulisan yang berbeda (seperti 'sdh' yang bisa saja diartikan 'sudah' padahal maksudnya menuliskan kata 'sedih'), penggunaan satu huruf untuk menggantikan satu kata, tanpa memikirkan apakah yang dituju paham akan maksud huruf tsb (contoh : huruf 'x' untuk mengganti kata '-nya', huruf 'w' atau 'g' untuk mengganti kata gua/gue), 'sekaleee' untuk menulis sekali (eh, kalau ini saya juga suka seperti itu :D)...
Lebih parahnya, penulisan kata yang sungguh amat sangat membuat mata jadi keriting (berlebihan memang, karena mata tidak mungkin berubah menjadi keriting :D). Teman anak-anak saya menyebutnya sebagai kata 4LAy, -b1ar ghaool gitchoo lOh-... duh, ternyata saya belum bisa meniru anak-anak gaul tersebut, capcay dweeh...
Saya sama sekali tidak pandai dalam menulis dan merangkai kata dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tentunya banyak sekali cara penulisan dan pemilihan kata yang tidak tepat, bahkan salah dalam artikel perdana saya ini.
Meskipun demikian, sepertinya akan lebih nyaman kalau saya membaca tulisan yang dikemas dalam bahasa yang apik dan saat membacanya saya langsung memahami apa maksudnya.
Yuk sahabat, kita mengajak anak-anak kita mulai menulis dalam bahasa Indonesia pada umumnya, agar supaya kita-kita yang sudah tua (ouups...) ini tidak perlu mengerutkan kening terlebih dulu untuk memahami arti tulisannya.
Ð
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H