Padahal Tuhan sudah menunjukkan berbagai bentuk dari rezeki dan pencapaian.Â
Sayang, karena semua dikendalikan materi. Walaupun memang benar adanya, tetapi apakah kesempatan dan pengalaman melulu bisa digantikan dengan materi?Â
Tak semuanya, tak melulu.Â
Rasanya diberatkan ketika mendapat suatu kesempatan lalu diberi pertanyaan, "Memang dapat apa kalau jadi begitu?" Jika dijawab sampai mulut berbusa, apakah bakal paham nantinya?Â
Rasanya malu ketika mencapai sesuatu, tetapi tak bisa ditunjukkan secara 'materi'nya. Rasanya sedih apabila itu hanya dipandang tak sungguh-sungguh.Â
Sekali lagi, materi bahkan tidak bisa membayar napas, pengelihatan, detak jantung, matahari, bumi, bulan. Mereka secercah dari kebutuhan yang sebetulnya telah terpenuhi.Â
Lagipula, rezeki berupa materi ada waktunya sendiri, meski misal saja dalam jalan yang sama. Tidak perlu sekarang, apalagi bila konteksnya belajar dan berkembang.Â
Adonan kue mengembang, apa bisa langsung dimakan? Bahkan masih ada proses setelahnya.Â
Kesempatan dan pengalaman itu ... malah justru yang akan semakin mempermudah dalam menghasilkan 'materi' itu.Â
Ini baru berjalan, ini baru mulai.Â
Kapan setengahnya? Kapan berakhirnya?Â