Mohon tunggu...
Nidya Utami
Nidya Utami Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis bagiku kayak berenang, kita menyelam dalam nyari sesuatu dan keluar air untuk napas lalu nyelam lagi. Jadi daripada bakat mari kita sebut nulis itu keterampilan yang mungkin sekali untuk dilatih tiap hari

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

ASEAN Saling Percaya dan Fusi Finansial Mendatang

13 Mei 2023   15:04 Diperbarui: 13 Mei 2023   15:05 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Tak aneh jika kita merasa gerakan finansial lebih terintegrasi antar negara bisa terjadi berkat kemudahan teknologi. Poin penting lainnya adalah : kepercayaan.

Bagaimana lebih percaya dengan orang lain? Ini sebuah pertanyaan sepanjang masa dan sulit untuk dijawab.

Aku ingat pelajaran pertama seputar ASEAN. Menyadari Indonesia yang di negrinya sendiri ejekan dilempar bolak-balik akan perceived failure nya, ternyata bumi pertiwi adalah komponen penting dari kelompok besar seperti ASEAN. It made me stop and think. Ini menunjukkan mental yang buruk dan konstruksi kepercayaan yang tidak layak bisa menimbulkan kemunduran cukup signifikan. Indonesia seringkali memiliki keahlian yang memadai, tapi mentalitas yang tidak mendukung. 

Apakah ini ada kaitannya dengan finansial terintegrasi lintas negara? Tentu saja. Sebab dalam persoalan fungsi teknologi keuangan tak hanya teknisnya saja tapi juga kemanusiaan dibaliknya. Bagaimana building trust antar negara sehingga MoU fusi finansial berhasil ditandatangani. Ini adalah pencapaian besar. Contoh mudah dari hasil perjanjian ini adalah e-commerce antar negara jadi lebih mulus transaksinya. Ini tentu akan memengaruhi kesembuhan ekonomi dampak dari COVID 19 tempo lalu.

Perry Wijoyo, pimpinan Bank Indonesia bilang kalau perjanjian yang disetujui ASEAN November lalu meliputi pembayaran lintas batasan, pembayaran instan dan transaksi mata uang lokal. Aspek lain dari kerja sama adalah real time gross settlement atau RTG.

Kemudian Bank for International Settlements mengumumkan kesuksesan dari proyek Nexus, jaringan multilateral yang menghubungkan sistem pembayaran instan. Nexus berhasil menghubungkan sistem Euro, Malaysia dan pembayaran Singapur. Tes percobaannya mengikutsertakan bank sentral di Italia dan dua negara ASEAN tersebut. Hubungan sistem pembayaran memungkinkan pengiriman uang terjadi antara tiga yurisdiksi hanya menggunakan nomor telpon seluler. Inilah yang akam diterapkan dalam menghubungkan sistem pembayaran 5 negara ASEAN. Dilansir dari Jakarta Globe.

Lebih enaknya sih kalau integrasi keuangan sampai global lintas negaranya. Tak hanya anggota ASEAN, tapi semua negara yang ada. Berharap kan boleh ya. Semoga kerjasama antar anggota ASEAN menginspirasi banyak negara untuk konektivitas pembayaran yang mempermudah warga ini. Tapi semua balik lagi ke kepercayaan antar negara dan pembangunan sistem politik kokoh mengitari fusi keuangan canggih yang terintegrasi. Teknologinya mungkin sudah ada, tapi bagaimana melunturkan paranoid akan sisi tak bagus dari perjanjian macam begini?

Di satu sisi, kecanggihan teknologi menimbulkan kegelapan. Orang-orang yang menggunakan kemahirannya untuk hal tak baik, para hacker yang bisa mencari celah di sistem terintegrasi seperti ini demi keuntungan pribadi. Soalnya kalau diperkirakan kasarnya saja, big data dan sistem cloud yang dipakai untuk membangun payment connectivity yang fusi menjadi satu bisa saja subur bug baru yang bakal incaran para pakar mesin bermoral buruk. Sosok-sosok ini tentu sudah diperhitungkan ahli sistem informasi yang menggunakan kemahirannya untuk kebaikan bersama. Tapi tak urung mereka tak hanya merugikan secara materi tapi juga kejiwaan dengan ikut menyebar kesesatan akal(hoaks) di dunia internet yang telah menjadi dunia paralel sebab sebagian besar kehidupam telah dicurahkan rakyat dunia di online. Tapi aku yakin, kompeni-kompeni finansial besar ini telah bekerja keras agar sosok-sosok merugikan mundur karena pertahanan yang kokoh dan senantiasa waspada.

Tapi kita hanya bisa berandai-andai sebuah dunia aman tenteram tanpa orang-orang jahat. Setiap kemajuan tentu memunculkan masalah baru. Dan kepercayaan lagi-lagi menjadi kunci bagi konsumen agar berdamai dengan kebaruan jenis penjahat dan ikut serta dalam kemajuan dunia teknologi yang menjanjikan termasuk di bidang keuangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun