Mohon tunggu...
Nidya Hastari
Nidya Hastari Mohon Tunggu... Freelancer - 11170840000024

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Semester 4

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perubahan Adab Anak terhadap Orangtua karena Mengikuti Perubahan Zaman

27 Juni 2019   09:24 Diperbarui: 27 Juni 2019   12:56 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa," (Q.S. al-Furqon: 74).

Qadarullaah, kedua orangtua di kasih kepercayaan untuk menjaga amanah yang telah dititipkan oleh Allaah. Perasaan haru dan bahagia pun dirasakan oleh kedua orangtua. Selama sembilan bulan sang ibu mengandung anak yang ada di dalam perut ibu. Tapi, sebelum saya membahas perubahan adab anak terhadap kedua orangtua. Mari kita simak penjelasan berikut ini.

Sebenarnya, kalau ingin mempunyai anak yang sholeh dan sholehah. Sejak dari kandungan pun, janin harus di ajarkan yang baik-baik. Sang ibu banyak-banyak membaca sholawat dan Al Qur'an. Supaya sang anak lemah lembut ketika dilahirkan. Sang ibu harus menjaga perkataan dan perbuatan dari menyakiti perasaan orang lain. Supaya anak juga pun bisa berkata dan berperilaku yang baik terhadap semua orang. Diberikan asupan nutrisi dari sumber yang halalan thoyyiban oleh ayahnya. Dan sering di ajak bicara yang baik-baik selama dalam kanndungan. Setelah lahir pun tetap harus di ajak bicara yang baik-baik.

Selama sembilan bulan itu, sang ibu tidak hanya membawa diri beliau saja. Melainkan membawa anak yang masih di dalam kandungan. Betapa tidak susah payahnya itu?

In syaa Allaah dan kita harus meyakini, Allaah memberikan anak sesuai dengan apa yang kita amalkan dan ajarkan selama dalam kandungan.

Tapi, coba kita bayangkan, bagaimana kalau sang ibu mengajarkan yang tidak baik kepada anaknnya selama dalam kandungan?

Semasa itu, sang ibu berbicara kasar terhadap orang lain. Diberikan asupan nutrisi dari sumber yang tidak halalan thoyyiban oleh ayahnya. Secara otomatis, sang anak dalam kandungan pun mengikuti perilaku ibunya. Na'udzubillahimindzalik.

Setelah sembilan bulan lamanya, akhirnya sang anak lahir ke dunia. Dengan hati dan pikiran yang masih suci. Menyapihnya selama 2 tahun. Dan masih terus memberikan makan dari rezeqi yang halalan thoyyiban.

"Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula. Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan.(2 tahun)." [QS: Al-Ahqof :15].

Semakin bertambah umur di dunia, semakin besar pula pengorbanan dan pengeluaran yang dikeluarkan oleh kedua orangtua untuk anaknya. Mendidik sejak dari kecil dan memberikan haq-haq anak seperti kebahagian dan pendidikan sekolah  anak.

Begitulah perjalanan ketika masih dalam kandungan sampai lahir ke dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun