Mohon tunggu...
Nidiyah Aini
Nidiyah Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA I PRODI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS I NIM 43223010002

Mata kuliah: Pendidikan Anti Korupsi Dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito S.E.,AK.,M.SI., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

21 November 2024   13:19 Diperbarui: 21 November 2024   13:19 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berikut adalah penjelasan mengenai Enam "SA" menurut Ki Ageng Suryomentaram:

1. Sambung (Sambung Rasa)
Sambung berarti "menyambung", dan dalam konteks ini merujuk pada usaha untuk menyambungkan atau menghubungkan diri dengan Tuhan, dengan sesama manusia, serta dengan alam sekitar. Sambung rasa adalah prinsip penting dalam kebatinan Ki Ageng Suryomentaram, yang mengajarkan bahwa manusia harus selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan Tuhan dan sesama. Prinsip ini mendorong seseorang untuk selalu menjaga komunikasi batin yang baik, baik dengan Tuhan melalui doa dan ibadah, maupun dengan sesama manusia dalam bentuk hubungan yang saling menghormati dan penuh kasih.


Menggunakan "sambung rasa" berarti menjaga hubungan yang seimbang dan harmonis, yang didasari oleh rasa empati, kasih sayang, dan saling pengertian. Tanpa adanya sambung rasa, kehidupan akan terasa terpisah dan penuh dengan konflik.

2. Sabar
Sabar adalah sikap tahan terhadap segala cobaan dan godaan hidup. Dalam ajaran Ki Ageng Suryomentaram, sabar bukan hanya sekadar menahan diri dari kekesalan atau kemarahan, tetapi juga sikap untuk menerima takdir hidup dengan lapang dada. Kesabaran mengajarkan kita untuk tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, untuk tidak mudah kecewa atau putus asa dalam menghadapi masalah, serta untuk mampu mengendalikan diri ketika menghadapi tantangan.


Sabar juga mengandung makna tentang keteguhan hati dalam menjaga prinsip dan tujuan hidup, walaupun terkadang banyak rintangan atau ujian yang datang. Dengan sabar, seseorang akan lebih bisa memandang masalah secara bijak dan penuh pengertian.

3. Suci
Suci merujuk pada keadaan batin dan jiwa yang bersih. Ajaran Ki Ageng Suryomentaram sangat menekankan pentingnya memiliki hati dan pikiran yang suci, yang bebas dari dosa, hasrat duniawi, dan keburukan. Suci dalam pandangan beliau bukan hanya terbatas pada kebersihan fisik, tetapi juga pada kebersihan jiwa dan pikiran.


Prinsip suci ini mengajarkan agar kita selalu menjaga hati dari segala bentuk penyakit hati seperti iri, dengki, dan kebencian. Dengan menjaga kebersihan hati dan pikiran, seseorang akan dapat melihat dunia dengan lebih jernih dan penuh kasih.

4. Santosa
Santosa berarti kedamaian atau ketenangan. Prinsip ini mengajarkan untuk mencapai kedamaian batin dalam setiap situasi kehidupan. Dengan santosa, seseorang akan dapat menghadapi berbagai permasalahan hidup dengan ketenangan, tanpa mudah terpengaruh oleh emosi negatif atau perasaan takut.
Kedamaian yang dimaksud di sini adalah kedamaian yang datang dari dalam diri, yang tidak tergantung pada keadaan eksternal. Oleh karena itu, prinsip santosa sangat erat kaitannya dengan pengendalian diri dan kemampuan untuk menjaga ketenangan dalam setiap kondisi, baik dalam keadaan senang maupun susah.

5. Sabar (Sabar)
Prinsip ini kembali menegaskan pentingnya kesabaran dalam menjalani hidup. Sabar adalah kualitas utama yang harus dimiliki seseorang yang ingin mencapai pencerahan batin. Kesabaran di sini mengandung makna yang lebih dalam daripada sekadar menahan diri; sabar juga berarti kemampuan untuk menghadapi penderitaan dengan penuh hikmah, tanpa merasa terguncang atau terpuruk.
Selain itu, kesabaran mengajarkan kita untuk tidak terburu-buru dalam mengejar sesuatu, tetapi untuk memahami bahwa segala sesuatu membutuhkan waktu dan proses. Dalam pengajaran Ki Ageng Suryomentaram, sabar adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan yang abadi.

6. Sosial (Sosial)
Sosial dalam konteks ini menekankan pentingnya peran seseorang dalam masyarakat. Ki Ageng Suryomentaram mengajarkan bahwa setiap individu harus mampu berperan aktif dalam kehidupan sosial, namun tetap dengan sikap rendah hati dan penuh kasih sayang kepada sesama. Menjaga hubungan baik dengan sesama manusia adalah hal yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang harmonis.

Konsep sosial ini juga mengajarkan untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain, serta berusaha untuk hidup dengan berbagi. Dalam ajaran beliau, kesuksesan seseorang tidak diukur dari materi yang dimilikinya, tetapi dari kemampuannya untuk memberi manfaat bagi orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun