Mohon tunggu...
Nidiyah Aini
Nidiyah Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA I PRODI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS I NIM 43223010002

Mata kuliah: Pendidikan Anti Korupsi Dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito S.E.,AK.,M.SI., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

21 November 2024   13:19 Diperbarui: 21 November 2024   13:19 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Enam "SA" yang diajarkan oleh Ki Ageng Suryomentaram adalah prinsip-prinsip yang sangat mendalam dan relevan dalam kehidupan spiritual dan sosial. Dengan mengamalkan Sambung, Sabar, Suci, Santosa, Sabar (lagi), dan Sosial, seseorang dapat mencapai kedamaian batin, menghindari perilaku negatif, dan menjalani hidup dengan penuh rasa syukur, keikhlasan, serta keseimbangan.

Prinsip-prinsip ini bukan hanya relevan untuk individu dalam konteks kebatinan, tetapi juga sangat penting untuk membentuk masyarakat yang lebih baik, harmonis, dan bebas dari keserakahan serta ketamakan. Dengan memahami dan mengamalkan Enam "SA", kita dapat mencapai kehidupan yang lebih bermakna dan sesuai dengan nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh Ki Ageng Suryomentaram.

Ajaran kebatinan Ki Ageng Suryomentaram bukan hanya terbatas pada dimensi spiritual, tetapi juga memiliki relevansi yang sangat besar dalam mengatasi masalah sosial-politik, terutama dalam pencegahan korupsi dan transformasi kepemimpinan diri. Dengan mengintegrasikan kebatinan dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat membangun individu dan pemimpin yang lebih bijaksana, jujur, dan adil, yang pada akhirnya dapat mewujudkan masyarakat yang bebas dari korupsi.

Kawruh Jiwa dalam ajaran Ki Ageng Suryomentaram adalah suatu pengetahuan yang sangat mendalam tentang jiwa manusia yang mencakup pemahaman spiritual dan moralitas. Dengan mengamalkan kawruh jiwa, seseorang diharapkan dapat mencapai kedamaian batin, mengelola hawa nafsu, dan menjalani hidup dengan penuh kebijaksanaan. Konsep ini mengajarkan bahwa pencapaian spiritual yang sejati tidak hanya bergantung pada ibadah formal, tetapi juga pada kesadaran diri, pengendalian hati, dan penghayatan terhadap nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan kawruh jiwa, seseorang dapat meraih kesadaran yang lebih tinggi, kedekatan dengan Tuhan, dan akhirnya mencapai kebahagiaan batin yang abadi. Prinsip-prinsip ini sangat relevan untuk diterapkan dalam kehidupan modern, di mana banyak tantangan yang menguji integritas dan ketenangan batin seseorang.

Daftar Pustaka 

1. Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. Islam and Secularism. Singapore: Abdul Majeed & Co., 1975.

2. Nasr, Seyyed Hossein. The Heart of Islam: Enduring Values for Humanity. New York: HarperOne, 2002.

3. Suryomentaram, Ki Ageng. Ajaran Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

4. Andayani, Siti. Pemikiran Spiritual Ki Ageng Suryomentaram: Pengaruhnya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press, 2005.

5. Haryono, Joko. Moralitas dalam Kepemimpinan: Perspektif Tasawuf Ki Ageng Suryomentaram. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2011.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun