Mohon tunggu...
Nidha Ul Khasanah
Nidha Ul Khasanah Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa sosial humaniora yang berusaha untuk humanis

Pendatang baru di Kompasiana, yang tidak tahu menahu harus menulis apa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Personal Branding: Pencitraan dengan Instagram

12 Juni 2021   03:00 Diperbarui: 12 Juni 2021   03:19 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: https://www.qontak.com

Seseorang berangkat kerja dengan baju tanpa kusut, wajah segar, rambut tertata, dan semprotan parfum yang wangi. Sesampainya di tempat kerja, orang-orang tanpa ragu mulai berinteraksi dengannya. Tidak ada yang masalah dengan penampilan orang tersebut, semua terlihat rapi dan wangi. Padahal dibalik penampilannya yang "meyakinkan" itu, justru sebelum kerja dia tidak sempat mandi. Namun siapa yang peduli?. Toh orang lain akan percaya terlebih dahulu dengan apa yang dilihatnya. Terus apa hubungannya dengan personal branding?. Personal branding atau branding terhadap diri menjadi sikap untuk menunjukan kesan positif kepada khalayak umum. Dengan kata lain, kita bisa menciptakan persepsi yang timbul pada orang lain mengenai diri kita. Sejalan dengan penjelasan Gustafian (2014) yang dikutip oleh Restusari dan Farida (2019)  bahwa personal branding menjadi cara untuk membentuk citra diri, karater diri, bidang keahlian dan ketertarikan serta hal khusus kepada orang banyak dengan tujuan membentuk persepsi positif orang. Citra yang positif akan diri sendiri menjadi hal yang patut diperhitungkan atau bahkan sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan. Berbagai relasi antar manusia membutuhkan bekal bernama citra positif, dari hubungan pertemanan hingga perihal pekerjaan. Seperti dalam dunia kerja, perusahaan sering kali membutuhkan karyawan dengan spesifikasi tertentu, dari hardskill hingga softskill. Hal tersebut mendorong para calon karyawan untuk menunjukan bahwa kemampuan yang dimilikinya sangat tepat dengan kebutuhan perusahaan. Dalam menunjukan kemampuan tersebut membutuhkan strategi bernama personal branding. Personal branding juga dapat ditemukan dalam relasi yang lebih sederhana seperti pertemanan hingga percintaan atau hubungan asmara. Pertemanan yang kita jalani sehari-hari tidak lepas dari persepsi yang terbentuk mengenai diri kita di benak orang-orang yang menjalin pertemanan dengan kita. Seperti baik, humoris, penyayang, sabar, asyik, dan berbagai sifat lainnya. Seperti apa ya, citra diri yang kita miliki dihadapan orang lain?. Sudah berhasilkah kita membentuk personal branding yang tepat?.

Eits, jangan khawatir. Citra mengenai diri kita sangat mungkin untuk diciptakan melalui personal branding yang tepat. Di masa yang serba digital ini, upaya personal branding juga dapat dibentuk dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. Salah satunya melalui media sosial berupa instagram. Dilansir dari wearesocial.com yang dikutip oleh Restusari dan Farida (2019) bahwa pada tahun 2019 instagram di Indonesia menempati urutan ke-4 sebagai media sosial yang paling aktif digunakan yaitu sebesar 80% akses yang dilakukan oleh pengguna internet. Instagram juga menjadi media sosial yang dipilih oleh banyak public figure khususnya di Indonesia untuk membentuk akun offical atau real nya. Tidak heran, banyak pihak yang menggunakan instagram untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai seseorang, baik untuk relasi formal maupun non formal. Sehingga personal branding sangat memungkinkan dibentuk dengan memanfaatkan instagram.

Lantas, bagaimana caranya personal branding diciptakan melalui instagram?. Secara sederhana hal ini berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan oleh sang pemilik akun di instagram. Aktivitas ini berhubungan dengan instagram story yang diunggah, foto dan video yang ditampilkan, filter dan editing yang digunakan, penyusunan feed, penulisan caption, hingga hal sederhana seperti hastag yang disematkan. Seseorang sangat sering menampilkan foto makanan dalam story maupun feed instagram. Hal ini sangat memungkinkan dalam menimbulkan persepsi pada followers dan yang melihat tampilan tersebut bahwa sang pemilik akun mempunyai interest perihal makanan. Persepsi ini akan lebih spesifik jika sang pemilik akun menambahkan tampilan makanan tersebut dengan caption yang menunjukan kebolehannya dalam memasak. Seperti resep, step by step , atau tips dan trik dalam membuat makanan tersebut. Maka hal ini akan menuai citra bahwa sang pemilik akun memiliki kemampuan memasak. Atau contoh lain ketika kita melihat seseorang sangat sering mengunggah potret selfie nya di story maupun feed instagram. Tidak jarang hal ini menimbulkan persepsi bahwa orang tersebut merupakan pribadi yang narsis. Aktivitas sederhana yang dilakukan melalui instagram ini sangat memungkinkan dalam mempengaruhi citra yang terbentuk di banyak orang. Walaupun instagram merupakan media sosial yang sifatnya maya, namun tidak jarang menjadi acuan yang digunakan banyak pihak dalam menilai orang lain. 

Dalam membentuk personal branding melalui instagram, kita harus mengetahui citra seperti apa yang ingin kita bangun. Misalnya ingin membentuk image diri sebagai pribadi yang ramah, pandai bersosialisasi, peduli terhadap sesama, dan berbagai sifat baik lainnya. Selain itu bisa juga menunjukan skill atau kemampuan tertentu, seperti fotografi, modelling, menulis, menyanyi, memasak, desain, hingga ngelawak bisa kita tunjukkan melalui instagram. Lebih lanjut kita bisa berpatok pada 8 konsep mengenai personal branding menurut Peter Montoya. Apa aja konsep-konsepnya?. Yaitu ada spesialisasi, kepemimpinan, kepribadian, perbedaan, penampilan, persatuan, tekad, dan niat baik. nah loh, kok banyak gitu konsepnya?. Secara umum konsep-konsep tersebut berhubungan dengan image khusus, perilaku, gaya hidup, kemampuan, profesi, penampilan, hingga produk yang ditampilkan oleh seseorang melalui instagram. Sebagai bagian dari media sosial, instagram berpotensi dalam melancarkan personal branding. Lah masa sih?. Yup, buktinya netizen di negeri tercinta ini sangat ahli dalam mengetahui kepribadian para public figure (selebgram misalnya) hanya dari postingan-postingannya di instagram. Padahal kenal dekat saja tidak. Hal ini membuktikan para selebgram dan sejenisnya berhasil membangun personal branding tertentu. Nah kalau kamu, personal branding seperti apa yang ingin kamu bentuk?.

Referensi :

Restusari, F. N., & Farida, N. (2020). Instagram Sebagai Alat Personal Branding Dalam Membentuk Citra Diri (Studi Pada Akun Bara Pattiradjawane). Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi, 3(2), 176-186.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun