Pernahkah anda ingin konsultasi ke dokter gigi namun terlalu sibuk hingga tidak ada waktu? Atau jarak klinik terdekat terlalu jauh dari rumah anda? Atau anda khawatir dengan penyebaran virus SarCOV-2 (Covid-19)? Â Kira-kira bagaimana ya solusinya?
Kemajuan teknologi akhir-akhir ini berjalan dengan begitu cepat, mungkin masih ada dalam memori kita ketika tahun 2000an, kita masih berkomunikasi menggunakan telepon kabel atau mengantre di wartel untuk menggunakan telepon umum, dan voila! sekarang kita bahkan bisa melihat wajah orang yang kita telepon dari telepon genggam kita. Pun hal nya di bidang kedokteran gigi, kemajuan teknologi membawakan segudang manfaat, salah satunya ialah teledentistry.
Teledentistry merupakan penggunaan teknologi dan informasi untuk mendukung pemeriksaan rongga mulut jarak jauh. Teledentistry dapat dilakukan dengan dua cara. Cara yang pertama yaitu dengan metode langsung, yaitu metode memindahkan informasi langsung dari pasien ke dokter gigi. Pada metode ini, pasien dan dokter gigi dapat melihat, mendengar, atau berkomunikasi satu sama lain  menggunakan teknologi walaupun berada di lokasi yang berbeda  Sedangkan cara yang kedua yang disebut juga dengan  metode simpan dan teruskan, dilakukan dengan cara menyimpan data pasien pada  basis data lokal dan kemudian meneruskannya. Pada metode ini, informasi dan gambar yang didapatkan dari pasien akan disimpan terlebih dahulu, kemudian akan ditinjau oleh dokter gigi pada waktu yang berbeda.   Teledentistry dapat dilakukan dengan berbagai cara dan sarana, seperti konferensi video, sosial media, maupun melalui telepon. Teledentisry memberikan manfaat berupa memeratakan akses ke pelayanan kesehatan gigi antara rural dan urban, mengurangi kunjungan  tatap muka ke dokter gigi, serta membutuhkan biaya yang lebih murah.
Kemudahan dalam berkonsultasi melalui teledentistry ini kemudian memberikan jalan keluar di era pandemi Covid-19 ini. Mengingat SARSCOV-2 dapat disebarkan melalui partikel cairan mulut dan hidung, tentunya virus ini juga dapat ditularkan selama tindakan kedokteran gigi berlangsung. Adanya teledentisry memungkinkan adanya konsultasi antara pasien dan dokter gigi tanpa menimbulkan risiko terpapar virus selama tindakan. Namun perlu diingat juga bahwasanya teledentristry juga memiliki beberapa kekurangan, misalnya akan terjadi perbedaan pemahaman mengenai kondisi gigi dan mulut menurut pasien jika dibandingkan dengan pemeriksaan langsung, dan tentu saja beberapa perawatan kedokteran gigi masih harus dilakukan secara langsung.
Nah, di Indonesia sendiri sekarang sudah banyak lho layanan teledentistry yang bisa Anda gunakan. Misalnya, menggunakan aplikasi Halodoc atau Klik dokter. Cara menggunakannya sangat mudah, Anda dapat mengakses melalui aplikasi tersebut, membayar biaya konsultasi, lalu mulai  berkonsultasi melalui pesan singkat di aplikasi tersebut dengan dokter gigi yang tersedia.  Selain itu, beberapa klinik juga menyediakan layanan teledentistry melalui WhatsApp lho!
Nah kira-kira setelah membaca artikel ini, apakah pembaca berminat melakukan teledentistry?
Sumber:
Maqsood, A., Sadiq, M. S. K., Mirza, D., Ahmed, N., Lal, A., Halim, M. S. B., & Alam, M. K. (2021). The teledentistry, impact, current trends, and application in dentistry: a global study. BioMed research international, 2021.
Mario, R., & Ghanim, A. (2013). Teledentistry: A Systematic Review of the Literature. Journal of Telemedicine and Telecare, 19(4), 179--183.
Alabdullah, J. H., & Daniel, S. J. (2018). A systematic review on the validity of teledentistry. Telemedicine and e-Health, 24(8), 639-648.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H