Mohon tunggu...
nidaul khusna
nidaul khusna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kepala Desa Kaliangkrik, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNSIA semester 4

Saya seorang ibu rumah tangga dengan 3 anak yang aktif akan tetapi selalu memprioritaskan keluarga di sela kesibukan saya menjadi Kepala Desa di desa Kaliangkrik, sebuah desa di Lereng Gunung Sumbing Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Saat ini saya juga aktif menjadi mahasiswa semester 4 Universitas Cyber Asia jurusan Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Tahun Baru Warga Lereng Gunung Sumbing yang Sederhana dan Penuh Makna

9 Februari 2023   11:51 Diperbarui: 9 Februari 2023   17:36 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Magelang- Momen perayaan pergantian tahun baru 2023 di lereng Gunung Sumbing yang terletak di Kabupaten Magelang tepatnya di desa Kaliangkrik terasa lebih meriah seiring dengan dicabutnya PPKM oleh pemerintah. Meskipun meriah tapi tetap penuh dengan kesederhaan khas wong nggunung ( sebutan untuk warga gunung ). Beraneka kegiatan warga dalam menyambut tahun baru 2023 hampir sama dengan tahun yang lalu hanya momen pergantian tahun kali ini lebih ramai dan penuh suka cita dengan tetap menjunjung tinggi kearifan lokal. 

Tradisi yang paling umum dilakukan masyarakat adalah begadang menunggu momen tahun baru tiba. Warga di lereng Gunung Sumbing tepatnya di desa Kaliangkrik melakukan berbagai kegiatan seperti bakar-bakar sate ayam atau daging, bakar-bakar jagung, masak rica-rica dan dilakukan secara bersama-sama sembari menunggu jam 00.01 tanda pergantian tahun. Acara ini biasanya dilakukan bersama keluarga, sahabat, tetangga dan komunitas-komunitas yang ada di desa Kaliangkrik. 

Sebagai informasi tahun ini lebih banyak warga desa Kaliangkrik yang memilih untuk tinggal dirumah daripada pergi ke alun-alun kota untuk merayakan tahun baru, 

"Males bu, soale yen tahun baruan ning alun-alun kui panggone wong mendem lan tawuran, palah mboten berkah rasane " 

(Males bu, soalnya kalau tahun baruan di alun-alun itu tempatnya orang mabuk /minum alkohol dan tawuran, rasanya jadi kurang berkah ) kata Bapak Yanto di sela-sela kesibukan bakar-bakaran bersama rekan-rekan karang taruna desa Kaliangkrik. 

Adapun perayaan yang paling unik di desa Kaliangkrik adalah mengadakan acara tirakatan, yaitu acara mengaji mengirim tahlil dalam rangka mendoakan arwah para leluhur yang sudah meninggal. Tidak lupa tirakatan khas kejawen, yaitu berdiam diri di tempat yang dikeramatkan. Baik acara keagamaan dan upacara khas Jawa semuanya mempunyai tujuan yang sama yaitu dilakukan dalam rangka meminta keselamatan kepada Tuhan agar satu tahun ke depan desa Kaliangkrik diberikan keselamatan, kemakmuran dan jauh dari bala bencana. Acara tirakatan biasanya dilengkapi dengan uborampe atau syarat kelengkapan berupa kembang setaman, jajan pasar, buah dan lain sebagainya. 

Ketika moment tahun baru tiba, warga desa Kaliangkrik yang kebetulan rumahnya ada di atas perbukitan akan menikmati pertunjukan kembang api dari alun-alun kota Magelang yang bisa dilihat mata telanjang dari desa Kaliangkrik. Dan bagi warga yang tidak bisa melihat pertunjukan kembang api dari kota, mereka membuat kembang api kekinian yang saat ini banyak dijajakkan di pasar maupun pusat keramaian.

 Tahun baru 2023 menyimpan banyak harapan dalam hati warga desa Kaliangkrik. Mereka berharap bahwa tahun baru 2023 kehidupan akan lebih menjadi baik lagi, seiring pandemi yang telah berangsur-angsur membaik. Tetap meriah, berkesan dengan tetap melakukannya dengan cara sederhana. Karena warga desa Kaliangkrik di tengah hingar bingar perayaan tahun baru 2023, tetap mengingat Tuhan dengan cara mereka sendiri dan tidak melupakan kearifan lokal yaitu keberkahan dari leluhur mereka. Nilai yang saat ini sepertinya sulit kita temukan di kota-kota besar di Indonesia. Nidaul Khusna/200501010111

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun