Mohon tunggu...
Nidaul Haq
Nidaul Haq Mohon Tunggu... Pustakawan - Me

Suka baca novel

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Percikan Hati Nurani

7 Agustus 2023   17:45 Diperbarui: 7 Agustus 2023   17:49 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suatu ketika di sebuah negeri
Ada seorang manusia yang berdiam diri
Memandang lautan manusia di bumi
Seperti serpihan debu yang mengudara tiada henti

###

Aku tanpamu bisu
Aku tanpamu tuli
Aku tanpamu tiada arti
Aku tanpamu hampa menghampiri

###
Itulah hati, yang tiada henti menghakimi diri
Tanpanya mati meski nafas masih terhirup di antara kehidupan pagi
Lalu kosong mengiyakan diri,
Akan kemana langkah kaki,
Hanya bisa berdiam diri,
Di tengah telaga manusia yang lalu lalang, sibuk sendiri
###
Lalu aku bertanya padamu,
Apakah aku yang mengerti atau kau tak peduli
Atau kah aku yang tak memahami
Akan peristiwa-peristiwa yang terjadi, terkadang membuat tanya dalam hati, apa makna kisah itu muncul di hadapan diri?

###
Apakah kita terlalu sombong menjadi manusia?
Ataukah kita hanya memikirkan diri sendiri
Apakah yang disebut kebenaran?
Hanya tanya berderetan seperti kereta api, yang hilir mudik beroperasi?

###

Kemudian derap di hati, mengisi diri dengan untaian kata.

Siapakah diri ini, hingga Tuhan bergumam jangan lupakan jati diri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun