Tahu kah Anda bahwa lahan kritis Indonesia saat ini sudah mencapai 48,3 juta Ha atau sekitar 25,1% dari wilayah Indonesia? Kondisi tersebut akhirnya membawa Indonesia, dengan jumlah kurang lebih 178 juta jiwa penduduk dalam penyediaan pangan. Â Indonesia menghadapi dilema yang serius, untuk memilih antara memperluas lahan pertanian agar dapat memenuhi kebutuhan pangan, atau menjaga lingkungan agar tidak mengalami kerusakan.
Salah satu cara untuk mengatasi hal ini dengan menerapkan Sistem Agroforestri (Wana Tani), yaitu sebuah sistem yang menggabungkan praktik pertanian dan praktik kehutanan. Sistem Agroforestri (Wana Tani) ini menawarkan sebuah pendekatan berkelanjutan yang tidak hanya menjamin ketahanan pangan tapi juga melindungi keanekaragaman hayati, kesehatan tanah, dan sumber daya air yang penting bagi kesehatan planet kita.
Dalam penerapannya, Sistem Agroforestri (Wana Tani) ini perlu dipadukan dengan ilmu bioteknologi. Dikarenakan perpaduan antara praktik pertanian dan praktik kehutanan akan lebih efisien dan efektif melalui pemanfaatan teknologi pada berbagai aspek biologi. Aspek biologi yang dimaksud ialah seperti kultur jaringan, rekayasa genetika, bioinformatika, dan lainnya.
Ketika Anda berminat untuk mempelajari Ilmu Bioteknologi, secara tidak langsung memberikan peluang kepada diri Anda dalam pemberian kontribusi besar di masa yang akan datan untuk menerapkan Sistem Agroforestri (Wana Tani) ini dalam upaya menekan kelangkaan pangan, dan pada saat bersamaan melestarikan lingkungan.
Artikel ini ditulis oleh : Program Studi Biologi (Bioteknologi), Universitas Al-Azhar Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H