Mohon tunggu...
Nida Rosyidah
Nida Rosyidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Akun ini didedikasikan untuk memberikan informasi yang lebih dalam mengenai isu-isu sosial, budaya, keagamaan dan sebagainya. Selamat menikmati :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kurangnya Kualitas Pendidik dalam Pendidikan Islam Kontemporer

2 Juni 2023   13:45 Diperbarui: 2 Juni 2023   13:53 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan Islam modern adalah sistem pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai Islam yang bersumber dari Al-Qur'an, Al-Sunnah dan ijtihad para ahli pendidikan Islam, yang telah dimodernisasi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern dan kebutuhan masa kini. kepada masyarakat Di era ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus berlanjut, sehingga pendidikan agama Islam harus terus mengikuti perkembangan tersebut agar relevan dan mampu mempersiapkan generasi muda  menghadapi peristiwa dunia yang semakin kompleks. Salah satu masalah pendidikan Islam adalah kurangnya kualitas dan kualifikasi guru, yang dapat menghambat perkembangan dan integrasi pendidikan Islam  dengan ilmu pengetahuan modern.

            Di Indonesia, profesionalisme guru dinilai  rendah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekurangan guru yang berkualitas, antara lain:

  • Masih banyak guru yang tidak menjalankan profesinya. Alasannya mungkin  rendahnya gaji guru, terutama guru honorer. 
  • Ada lembaga pendidikan yang menghasilkan guru yang kurang memperhatikan bagaimana keluaran itu dihasilkan.
  • Kurangnya motivasi guru dalam pengembangan mutu.

            Dari permasalahan di atas, ada beberapa solusi untuk menyelesaikannya yang ditinjau dari hadits Nabi Saw. sebagai berikut:

1) Pendidik harus memiliki niat yang kuat dan tulus untuk meningkatkan kualitas pendidikan, hal tersebut sesuai dengan hadits berikut:

عَنْ أَمِيرِ المُؤمِنينَ أَبي حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضيَ اللهُ تعالى عنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله تعالى عليه وعلى آله وسلم يَقُولُ: إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلى اللهِ وَرَسُوله فَهِجْرَتُهُ إلى اللهِ وَرَسُوله، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا، أَو امْرأَة يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلى مَا هَاجَرَ إِلَيْه

            Artinya: "Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh 'Umar bin Al-Khattab radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju." (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]

            Hadits di atas mengisyaratkan bahwa niat merupakan faktor yang sangat penting dalam melakukan suatu amalan. Seorang guru yang memiliki niat yang kuat dan tulus untuk mengembangkan dirinya, meningkatkan kualitas pengajaran dan memberikan yang terbaik kepada siswa, mencapai hasil yang lebih baik dalam pekerjaannya. Dengan menerapkan hadits ini, guru dapat memperkuat motivasinya untuk mengembangkan kualitas dirinya. Hanya niat tulus  kepada Allah yang akan membantu mereka mencapai kesuksesan dalam tugas mereka sebagai pendidik.

2) Pendidik harus menyadari tanggung jawab mereka dalam menyampaikan ilmu kepada anak didik, yang dijelaskan dalam hadits di bawah ini:

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ سُلَيْمَانَ حَدَّثَنَا كَثِيرُ بْنُ شِنْظِيرٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَوَاضِعُ الْعِلْمِ عِنْدَ غَيْرِ أَهْلِهِ كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيرِ الْجَوْهَرَ وَاللُّؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ

            Artinya: "Hisym ibnu Ammr menceritakan kepada kami begitu jua Hafs bin Sulaimn begitu jua Kair bin Syinr dari Muhamamd bin Sirin dari Anas bin Malik bahwasanya ia berkata Rasul saw bersabda: Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim dan orang yang menyampaikan ilmu bukan kepada orang yang layak menerimanya seperti seorang yang mengalungkan permata, mutiara dan emas kepada babi-babi".

            Menurut Al-Munir. Al-Manwi menjelaskan maksud dari hadits tersebut bahwa seseorang harus mempersiapkan diri sebelum mempelajari ilmu. Metode pembelajaran harus bertahap dan bertahap. Informasi tidak dapat diajarkan kepada seseorang yang belum siap menerimanya, seperti mengajarkan informasi yang sulit dipahami kecuali dasar-dasarnya telah diajarkan. Jika seorang guru melakukan  ini dengan memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahli atau orang yang  siap menerimanya, sebenarnya dia telah berbuat zalim. Perumpamaan kezaliman di sini seperti menutupi binatang yang paling rendah dengan permata yang paling berharga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun