Mohon tunggu...
Nida Rahman
Nida Rahman Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

saya nida nur rahman, seorang mahasiswi di universitas islam negri malang tekhnik arsitektur 2011 ini. Senang membuat suatu tulisan, senang membaca, senang bercerita, berbagi pendapat, mendengarkan cerita orang. Kalian bisa juga kunjungi blog saya www.nidarahman.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pesonamu

1 November 2011   17:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:11 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jejeran kota Bekasi siang itu sedikit merenggang dari biasanya. Mobil yang biasanyaelok menari-nari di jalanan panjang, kini dengan hitunganpun dapat bermain didalamnya.

Terik matahari pun memainkan aksi nya, Aku yang sedari tadi duduk ikut dipermainkan. Keringat yang sedari tadi telah mengalir membasahi baju unguku,itu tidak membuatku patah semangat menunggu seorang temanku, yang memang kita telah membuat janji bertemu di tempat seperti biasanya sebelum kami menuju swalayan langganan kami ‘Alfamart’.

“Nidaaa!” seru sebuah suara.

“Eh lo lama amat dah! Gue jenggotan nunggu nya.” Canda ku.

“Haha Lebai lu ah ! Udah yuk, capcus ke Alfamart!” ajak temanku tanpa basa basi.

Ketika kami membuka pintu swalayan tersebut. Layaknya sebuah paduan suara, para pelayan swalayan dengan satu suara menyambut kami seperti seorang ratu. Serentet gigi pun kami toehkan.

“Selamat Belanja !”

Entah mengapa setelah di beri sebuah kalimat itu, semangat belanjaku pun naik dua kali lipat dari biasanya. Entah karena ada sebuah rasa positif jadi semua nya pun serasa bagaikan keindahan.

Awalnya aku hanya ingin membeli sabun dan makanan ringan, aku pikir tidak banyak aku mengambil barang, tapi ternyata tidak sesuai dengan target. Al hasil aku kerepotan membawa barang, dengan lihai seorang penjaga swalayan menghampiri ku dan memberikan keranjang belanja. Sempat merasa terharu *lebai tapi sungguh sangat bangga pada karyawan satu ini, seharusnya aku minta nama, dan nomer telephonenya (apa banget).

Setelah sudah merasa puas mengambil stok stok barang yang membuat mataku memaksa mengambil. Aku segera menuju ke kasir untuk membayarnya.Barang demi barang pun telah terhitung di mesin penghitung, dan sampailah pada aksi serah terima uang. Dengan senyum merekah aku mengekuarkan sejumlah uang seratus ribu, dengan seulas senyum, karyawan tersebut berkata,

“Ada tambahan lagi mba?”

“Ngga mba!” jawabku sambil menggelngkan kepala.

“Uangnya seratus ribu ya mba.”

Setelah memberikan kembaliannya, karyawan itu berkata, terimakasih sudah belanja disini, jangan lupa mampir lagi mba.”

“oh iya mba.”

Dengan plastik yang bertengger di tangan kanan dan kiri ku, aku keluar dengan wajah sumringah, merasa bahwa sangat puas dengan pelayanannya.

Temanku sempat heran ada apa dengan kondisiku, tapi memang setelah keluar dari swalayan Alfamart, aku selalu seperti itu merasa puas dengan pelayanannya, membuat aku enjoy.

Semoga Alfamart bisa terus menjadi yang terbaik, pertahankan systemnya, dan tetap memberikan pelayanan terbaik kepada customer.

Jaya untuk Alfamart. Cinta Padamu deh pokonya J

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun