Mohon tunggu...
Nida Nuraini
Nida Nuraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menonton film dan mereview

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Demokrasi di SMA Bhakti Karya Kaloran dalam Kegiatan Proyek Penguatan Profil Pengajar Pancasia (P5)

16 Oktober 2024   12:46 Diperbarui: 16 Oktober 2024   12:53 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

       Pernahkan kamu membayangkan suasana pemilihan umum (pemilu) presiden hadir di sekolahmu? Bagaimana jika pemilihan ketua OSIS tidak lagi sekedar acara tahunan biasa, tetapi menjadi ajang demokrasi yang meriah dan edukatif? Inilah yang terjadi di SMA Bhakti Karya Kaloran tahun ini. Mereka mengadakan pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS serta ketua legislative dengan system yang mirip pemilu presiden. Mari kita simak bagaimana sekolah ini menyelenggarakan pemilu OSIS yang unik dan menarik.

        Jauh sebelum hari H, panitia pemilihan yang terdiri dari guru dan siswa yang telah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Mereka membentuk Komisi Pemilihan Umum Sekolah (KPUS) yang bertugas mengatur jalannya pemilu dari awal hingga akhir. KPUS ini bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menyusun jadwal, aturan main, dan teknis pelaksanaan pemilu. Salah satu tugas penting KPUS adalah menyusun Daftar Pemilih Tetap (DPT). Berbeda dengan pemilu nasional, DPT pemilu OSIS ini berisi nama-nama seluruh siswa, guru dn staf karyawan. Setiap warga sekolah memiliki hak suara yang sama, tanpa memandang jabatan atau tingkatan kelas. Panitia dengan teliti memastikan tidak ada nama yang terlewat atau tercatat ganda. 

         Selain itu pada TPS terdapat petugas KPPS dari 1-7 yang tugasnya sama seperti petugas pemilu nasional yaitu, KPPS 1 sebagai ketua yang bertanggung jawab atas tugas pemanggilan nama calon pemilih yang sudah mendaftar di bagian pendaftaran. KPPS 2 bertanggung jawab dalam mempersiapkan surat suara di TPS terdiri dari 2 surat suara yaitu ketua OSIS dan wakil ketua OSIS serta ketua legislatif. KPPS 3 bertanggung jawab melakukan pencatatan jumlah pemilih, jumlah surat suara, dan sertifikat hasil perhitungan suara. KPPS 4 mencatatkan hasil penelitian terhadap setiap lembar surat suara yang diumumkan oleh KPPS 1 (ketua) pada formulir catatan hasil perhitungan suara. KPPS 5 bertugas mengarahkan pemilih di TPS ke bilik suara, jika terdapat pemilih yang disabilitas memerlukan bantuan, maka membantunya menjadi bagian dari tugas KPPS 5. KPSS 6 bertugas untuk menjada kotak suara, tentunya sambil mengarahkan pemilih yang selesai mencoblos agar memasukan suara ke kotak yang sesuai. KPPS 7 bertanggung jawab untuk menjaga tinta serta mengarahkan pemilih untuk mencelupkan jari tangannya ke tinta dan mempersilahkan pemilih untuk keluar dari TPS.

         Sementara itu, calon ketua dan wakil ketua OSIS serta calon ketua legislative mulai mempersiapkan diri. Mereka menyusun visi dan misi, membentuk tim sukses dan merancang strategi kampanye. Mereka berkampanye melalui poster-poster kreatif yang di temple di dinding-dinding sekolah, dan media sosial lainnya. Sementara kampanye berlangsung, tim logistic KPUS sibuk mempersiapkan perlengkapan pemungutan suara. Mereka mendesain surat suara yang menarik dan informatif, lengkap dengan foto dan nomor urut para calon. Bilik suara pun disiapkan, terbuat dari kardus-kardus bekas yang di lapisi dengan kertas manila berwarna putih yang kemudian di lengkapi dengan logo KPUS yang didesain sedemikian rupa sehingga tampak resmi namun tetep ramah lingkungan.

         Kotak suara juga tak luput dari perhatian, KPUS bekerja sama untuk membuat kotak suara dari kardus bekas yang juga di dengan kertas manila berwarna putih dan di lengkapi dengan logo KPUS menghasilkan kotak suara yang rapi dan kokoh, siap mendukung pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS yang akan datang. Tidak lupa KPUS juga mempersiapkan tinta sebagai penanda bahwa seseorang telah memberikan suaranya. Mereka memilih tinta yang aman dan ramah lingkungan. Tak lupa seluruh logistic pemilu di simpan di satu kota kemudian di segel dan di simpan di tempat yang aman untuk kemudian di buka pada keesokan harinya.

         Pada hari H pemilihan, para petugas KPPS datang lebih awal untuk mempersiapkan tempat. Sebelum pemilu dimulai para petugas KPPS yang kompak mengenakan sragam hitam putih di lantik sebelum melaksanakan tugas mereka. Hanya ada satu TPS yang di sediakan dan para pemilih sudah di berikan undangan untuk memilih di hari sebelumnya. Di undangan tersebut sudah tertulis jam untuk memilih jadi kondisi di TPS tetap aman, tertib dan kondusif. 

         Pada pukul 08.00 kepala sekolah secara resmi membuka pemungutan suara. Pra siswa yang telah mengantri rapi satu per satu mulai memasuki TPS. Mereka menyerahkan undangan pemilihan kepada petugas dan duduk untuk menunggu nama mereka di panggil kemudian menerima surat suara lalu menuju ke bilik suara dilanjutkan memasukan surat suara yang telah di coblos ke kota suara dan mencelupkan jari kelingking ke tinta yang sudah di sediakan lalu keluar dari TPS. Proses pemungutan suara berjalan lancar dan tertib. Para petugas KPPS dengan sabar membimbing warga sekolah yang masih kebingungan. Suasana di TPS terasa hangat dan bersahabat, sesekali diselingi dengan canda tawa dan tingkah lucu para siswa yang pertama kali merasakan pengalaman memilih.

          Tepat pada pukul 14.00 pemungutan suara resmi di tutup. Waktunya perhitungan suara, ini adalah momen yang paling di tunggu-tunggu. Seluruh warga sekolah berkumpul di aula untuk menyaksikan proses perhitungan suara secara langsung. Satu per satu surat suara di buka petugas mulai menghitung suara dengan jeli dan teliti, memperlihatkan setiap lembar suara ke hadapan saksi dan dewan pemantau. Suasana sedikit tegang sekaligus seru menyelimuti seluruh ruangan. Sorak-sorak terdengar dari para pendukung dan tim sukses dari tiap-tiap paslon mana kala nama paslon mereka di sebutkan.

           Setelah proses perhitungan yang menegangkan, akhirnya hasil resmi diumumkan. Habib Firman Nugraha dan Amelia puja terpilih sebagai ketua dan wakil ketua, Tepuk tangan dan sorakan gembira memenuhi aula.Yang lebih membanggakan, tingkat partisipasi pemilih mencapai 98%! Ini menunjukkan antusiasme luar biasa dari para siswa untuk terlibat dalam proses demokrasi di sekolah mereka.

           Pemilu OSIS ala pemilu presiden di SMA Bhakti Karya Kaloran ini bukan sekadar acara tahunan biasa. Ini adalah pembelajaran demokrasi yang sangat berharga bagi para siswa. Mereka belajar tentang hak dan kewajiban sebagai pemilih, pentingnya berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, dan bagaimana menghargai perbedaan pendapat. Para guru pun mengakui bahwa kegiatan ini membawa dampak positif. Siswa-siswi menjadi lebih kritis dalam berpikir, lebih berani mengemukakan pendapat, dan lebih peduli terhadap isu-isu di sekitar mereka. Semangat berorganisasi pun meningkat, terlihat dari banyaknya siswa yang ingin bergabung dalam kepengurusan OSIS yang baru.

            Pemilu OSIS ala pemilu presiden di SMA Bhakti Karya Kaloran telah usai, namun semangatnya akan terus berkobar. Ini adalah bukti bahwa demokrasi bisa dimulai dari hal-hal kecil di sekitar kita. Dari sekolah, para siswa belajar bahwa suara mereka berharga, dan bahwa mereka punya andil dalam menentukan masa depan lingkungan mereka. Semoga spirit demokrasi yang telah tertanam ini bisa terus tumbuh dan berkembang, tidak hanya di lingkungan sekolah, tapi juga ketika mereka kelak menjadi bagian dari masyarakat yang lebih luas. Karena pada akhirnya, masa depan negeri ini ada di tangan para generasi muda yang cerdas, kritis, dan cinta demokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun