Mohon tunggu...
khalisah nida
khalisah nida Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Sungguh, Para Pejuang Commuterline Adalah Golongan Orang-orang Sabar

18 April 2016   23:22 Diperbarui: 19 April 2016   10:28 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa bulan terakhir Commuter Line menjadi moda transportasi favorit saya untuk menjelajah Ibu Kota. Selain harga tiket yang bersahabat, pengalaman menaklukkan jalur Commuter Line Bekasi - Jakarta adalah sebuah kebanggaan. Maklum selama kuliah saya tinggal lama di Jatinangor, dan walaupun tinggal di Kota Bekasi sangat jarang mencoba transportasi umum karena alasan kenyamanan. 

Kini kondisi saya sangat berbeda, menaklukkan Jakarta adalah goal terbaru saya. Saat pertama kali menjajal Commuter Line, tujuan saya adalah Kota Depok bersama kawan di akhir pekan terasa seperti tamasya. "Oh seperti ini Commuter Line, sangat mudah" waktu itu dalam benak saya :). 

Seminggu kemudian tantangan sesungguhnya datang, saya mendapatkan panggilan interview kerja di sebuah media online di dekat Stasiun Gondangdia. Waktu saya harus tiba pukul 09:00 WIB. di kantor. Sejak malam saya bertekad untuk berangkat shubuh, pukul 05:30 saya sudah harus tiba di Stasiun Bekasi yang berjarak 13 km dari tempat tinggal saya. Tiba di Stasiun Bekasi, keadaan stasiun sudah cukup ramai, dan masih kondusif. Para kaum urban masih dapat berjalan santai mencari tempat duduk, tempat parkir terlihat lengang, sangat manusiawi. First day was completed.

Beberapa hari setelahnya, saya tiba di Stasiun Bekasi pukul 06:00 WIB, keadaan stasiun sangat jauh berbeda, kaum urban berubah menjadi 'Pejuang Commuter Line'. Seluruh lahan parkir penuh, penitipan motor sibuk dengan tukang parkir yang menata motor bebek, antrian masuk mengular dan kaum urban tak dapat bernafas menanti kedatangan Commuter Line. 

Tiap kali commuter line datang, batas garis kuning ibarat garis start di arena sprint demi kenyamanan tempat duduk, perlu energi prima untuk memenangkannya. Arena pertarungan paling sengit berada di gerbong pink commuter line khusus untuk kaum hawa. Bahkan para WAIKA sering kali memberikan dorongan untuk pejuang commuter line agar masuk ke dalam lautan manusia. Keadaan pulang kantor tidak jauh berbedaan saat di pagi hari, bahkan bisa jadi tambah parah. 

Jakarta penuh dengan ketidakpastian, begitu juga dengan jadwal keberangkatan commuter line berjalan apa adanya, semua sudah menjadi kebiasaan. Maka tidak heran kalau jam di Indonesia sangat longgar. Sejak itu saya bertekad menjadi 'Pejuang Commuter Line' yang tangguh.

[caption caption="sangat ramai, bisa jadi ketemu jodoh, lho | sumber: postingan path di stasiun bekasi"][/caption]

Rasanya sangat ingin berteriak menyalahi keadaan, pemerintah, pengelola KAI, dan mengeluarkan sumpah serapah. Tetapi saat saya melihat keluar, memandang wajah-wajah di sekeliling saya, para pejuang commuter line mereka saat bersabar, atau mungkin pasrah dengan dengan keadaan. Karena tidak ada daya untuk mengubah ini semua, terlalu rumit, maka yang perlu dilakukan oleh para pejuang commuter line adalah mengontrol kesabaran dan fokus pada diri sendiri. 

Bersabarlah wahai para pejuang commuter line, karena sesungguhnya menaiki kendaraan pribadi sama sulitnya hanya kendaraannya yang berbeda. Kita patut berbangga diri, karena menurut sebuah penelitian bila kamu sudah dapat menaklukkan Jakarta, maka kamu bisa menaklukkan kota mana pun di dunia ini. 

"Da hirup mah perih, mun gampil mah ngorong weh"- anonym

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun