Di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, kelompok KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang mengabdi di Desa Tiru Kidul, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, mengambil langkah inovatif. Mereka berhasil memanfaatkan limbah tongkol jagung, yang selama ini dianggap sebagai sampah, menjadi produk bernilai ekonomi berupa briket arang. Program ini tidak hanya membantu mengurangi limbah, tetapi juga menjadi potensi sumber penghasilan tambahan bagi para ibu rumah tangga di desa tersebut.
Tongkol jagung adalah salah satu limbah pertanian yang sering kali tidak dimanfaatkan secara maksimal. Di Desa Tiru Kidul, tongkol jagung biasanya hanya dibiarkan, dibakar begitu saja atau dibuang, sehingga menambah jumlah sampah organik.
Melalui program kerja yang digagas oleh mahasiswa KKN, limbah ini kini diolah menjadi briket arang yang ramah lingkungan. Proses pembuatan briket arang dari tongkol jagung melibatkan beberapa tahapan, mulai dari pengeringan tongkol jagung, pembakaran, hingga penghancuran dan pencetakan menjadi briket. Seluruh proses tersebut dapat dilakukan dengan alat sederhana yang mudah dioperasikan, sehingga memungkinkan para ibu rumah tangga untuk turut serta dalam setiap tahap produksi.
Pemanfaatan limbah tongkol jagung menjadi briket arang memiliki dua manfaat utama: ekonomi dan lingkungan. Dari segi ekonomi, briket arang tongkol jagung memiliki nilai jual yang cukup tinggi di pasaran. Briket ini dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk memasak atau sebagai pengganti arang kayu yang sering digunakan di restoran dan industri. Dengan demikian, ibu-ibu PKK dapat menjual produk ini untuk mendapatkan tambahan penghasilan.Â
Dari segi lingkungan, program ini membantu mengurangi jumlah limbah organik yang harus dibuang atau dibakar. Proses pembakaran di dalam drum yang digunakan untuk membuat briket juga lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pembakaran terbuka, karena menghasilkan lebih sedikit polusi udara. Selain itu, penggunaan briket arang sebagai bahan bakar juga lebih efisien dan menghasilkan emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan arang kayu konvensional.
Sebagai bagian dari kegiatan KKN, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya juga mengadakan sosialisasi kepada warga tentang pentingnya pengelolaan limbah dan peluang ekonomi yang dapat dihasilkan dari inovasi sederhana seperti pembuatan briket arang ini. Dengan adanya sosialisasi pembuatan briket arang, ibu-ibu PKK mendapatkan pengetahuan tentang pengelolaan limbah pertanian.Â
"Program kerja ini bisa menjadi peluang ekonomi yang tinggi bagi masyarakat karena memanfaatkan limbah pertanian yang ada di sekitar lingkungan" ungkap Bu Galuh, salah satu anggota PKK RT 25 RW 7 Desa Tiru Kidul.
Program pemanfaatan limbah tongkol jagung menjadi briket arang di Desa Tiru Kidul ini adalah contoh bagaimana inovasi sederhana dapat membawa manfaat bagi masyarakat. Dengan dukungan yang tepat, inisiatif seperti ini berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut, tidak hanya di Kediri, tetapi juga di berbagai daerah lain di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H