Mohon tunggu...
Nida Amatul Firdausnah
Nida Amatul Firdausnah Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, Mahasiswa Magister Pendidikan

Satu peluru mungkin hanya mampu menembus satu kepala, namun satu gagasan mampu menembus jutaan kepala. -Sayyid Quthb

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Tahapan Perkembangan Anak yang Orang Tua Perlu Ketahui

11 Juni 2023   19:38 Diperbarui: 24 Oktober 2023   10:48 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teori-teori terkait tahapan perkembangan anak bisa kita temui dari berbagai sumber. Ada teori yang menjelaskan bahwa tahapan perkembangan anak dimulai sejak pembentukan janin ada juga yang mengatakan bahwa tahapan perkembangan anak dimulai sejak anak lahir. Namun dalam kesempatan ini akan dipaparkan tahapan-tahapan perkembangan anak berdasarkan penelitian Eric Taylor dan Michael Rutter, mengenai gelombang otak pada anak hingga remaja. Tahapan perkembangan anak terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap sensori, tahap bahasa, tahap logika, dan tahap interaksi.

a. Tahap Sensori 

Tahap sensori ini dimulai sejak anak berusia 0 hingga kurang lebih 2 tahun. Pada usia ini anak mulai memahami segala sesuatu dengan indra. Mereka tidak mengenal rasa takut kecuali insting pertahanan hidup seperti berkedip ketika ada sesuatu yang akan mengenai mata atau menghindari lubang yang dilihatnya saat merangkak sebagai bagian dari fitrah bertahan hidup.

Maka tidak mengherankan jika pada usia ini anak suka ingin memegang benda-benda yang sekiranya berbahaya seperti kabel listrik atau memasukan segala sesuatu yang mereka pegang kedalam mulut. Hal itu semata-mata karena ingin mengenali benda-benda disekitarnya melalui indra. Di usia ini potensi baik anak terlihat jelas, mereka penuh semangat, penuh rasa ingin tau akan sekitarnya, menyukai senyuman, gembira ketika melihat orang yang menyayanginya, juga tidak mengenal kata gagal.

Gelombang otak anak di usia ini dalam kondisi dominan delta, yaitu kondisi yang sama ketika tidur dalam (slow-wave sleep) sehingga apapun yang terjadi disekitarnya, meski terekam di bawah sadar, tidak mudah diakses dalam kondisi sadar setelah dewasa. Oleh karena itu, pada usia ini anak terlihat tidak terlalu peduli dengan sekitarnya.

Stimulasi luar seolah-olah tidak memberikan pengaruh kepadanya, tetapi sebenarnya terekam dengan baik dan akan ditirukan ketika kemampuan artikulasinya sudah matang. Demikian pula ingatan akan pengalaman sebelum usia 2 tahun, sebagian besar sulit dijejaki secara sadar tetapi terbentuk menjadi program bawah sadar yang dapt diproduksi sebagai perilaku.

b. Tahap Bahasa

Tahap ini berada pada kisaran usia 2 hingga 7 tahun. Pada rentang usia ini anak sudah mengerti bahasa dan simbol sehingga menunjukkan perkembangan kemampuan berbahasa yang luar biasa. Perkembangan emosinya merupakan hasil pembelajaran dari kondisi emosi orang-orang di sekitarnya. Rasa ingin tahu dan keinginan belajarnya tinggi sehingga banyak bertanya.

Gelombang otak anak-anak pada usia ini dominan pada kondisi theta dan alpha, yaitu gelombang otak yang sama dengan ketika seseorang dalam kondisi hipnotis. Mereka akan menyerap dan meniru apapun yang mereka lihat, dengar, dan rasakan, baik secara langsung dari orang-orang disekitarnya maupun dari media audio visual.

Pada tahap ini anak-anak belum bisa membedakan antara imajinasi dan kenyataan. Oleh karena itu, kita perlu sangat berhati-hati dengan apapun yang kita lakukan dan katakan. Karena segala sesuatu yang mereka lihat, dengar, dan rasakan akan terserap masuk kedalam pikiran bawah sadar mereka sehingga membentuk keyakinan dan nilai-nilai (values and beliefs) yang tertanam disana. Dalam tahap ini pulalah kepercayaan diri anak mulai terbentuk, oleh karena itu teknik memuji dan menegur yang efektif wajib dikuasai oleh orang tua. Untuk mengetahui teknik-teknik tersebut anda bisa baca artikel berikut ini.

Lakukan 4 Hal Ini Saat Memuji Anak

Cara Efektif Menegur Anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun