4. Mainkan gaya penulisan
Selain dari apa yang terjadi di dalam cerita, gaya penulisan juga dapat membangun ketegangan.Â
Edgar Allan Poe menuliskan kondisi mental tokoh dalam cerita pendek The Tell-Tale Heart dengan kalimat terputus-putus yang berhenti tiba-tiba. Dia juga menuliskan kalimat-kalimat singkat, memadukan kecepatan dan keheningan yang membebani.
5. Gunakan ironi dramatis
Jangan biarkan pembaca mu menghadapi ketidakpastian. Teknik ironi dramatis dapat menambahkan lapisan ketegangan dalam cerita. Terkadang, ketegangan terbaik dihasilkan lewat bocoran informasi kepada pembaca, tetapi tidak ke tokoh, sehingga pembaca dapat merasakan ketegangan dari ketidakpastian yang menggantung.
Dalam naskah drama Oedipus Rex, tokoh utama tidak mengetahui bahwa dia membunuh ayahnya dan menikahi ibunya sendiri. Tetapi, pembaca mengetahui kebenarannya.
Dengan menggunakan teknik ini, kamu akan menciptakan kisah dengan klimaks yang tragis.
6. Gunakan cliffhanger secara bijak
Ada yang menganggap ini adalah teknik murahan. Meskipun begitu, teknik ini efektif membangun ketegangan dalam cerita. Tetapi, jangan gunakan cliffhanger terlalu sering.
Cliffhanger adalah akhir yang menggantung, ketika suatu bab, volume, atau season diakhiri tepat sebelum sesuatu yang penting terjadi. Bisa juga diakhiri di tengah situasi berbahaya yang nyaris tidak ada harapan untuk selamat.
Saat penantian bab berikutnya, entah sebentar atau lama, pembaca membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya, efektif untuk menciptakan ketegangan ekstra.