Prambanan merupakan sebuah daerah atau lebih tepatnya suatu kecamatan di salah satu kabupaten di Yogyakarta, yaitu Kabupaten Sleman. Di Prambanan ini terkenal dengan berbagai macam tempat wisata yang juga mengandung unsur kebudayaan, seperti Ratu Boko, Candi Banyunibo, Candi Barong, Candi ijo, Candi Prambanan, Tebing Breksi, dan lain-lain.
Nah, kali ini kamu akan lebih mengetahui secara detail tentang Tebing Breksi. Tebing Breksi adalah sebuah obyek wisata yang awalnya merupakan sebuah tempat penambangan yang kemudian dikelola oleh masyarakat setempat untuk dijadikan tempat wisata. Karena terletak di tempat tinggi, membuat Tebing Breksi menjadi tempat yang cocok bagi kamu yang ingin menikmati sunset di wilayah Prambanan, Sleman, Yogyakarta.
Tebing Breksi beralamat di Dusun Groyokan, Sambirejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Untuk menuju Tebing Breksi, kamu bisa melalui rute menuju arah Candi Prambanan, karena rute ini merupakan rute termudah. Setelah itu kamu akan bertemu dengan pertigaan Pasar Prambanan, lalu ambil selatan menuju arah Piyungan. Dari Pasar Prambanan menuju Tebing Breksi hanya sekitar 3 km.
Setelah itu, kamu bisa mengikuti jalan untuk menuju Candi Ijo sampai kamu menemukan pertigaan sebelum SDN Sambirejo, kamu harus berbelok ke arah timur. Dari pertigaan itu, kamu melanjutkan perjalananmu sekitar 1 kilometer sampai kamu menemukan lokasi Tebing Breksi di kiri jalan.
Dulunya, jalan menuju Tebing Breksi ini tidak rata dan berlubang, ditambah dengan jalanan yang menanjak dan jalan yang tidak begitu lebar. Namun, untuk sekarang jalan menuju Tebing Breksi sudah diperbaiki sehingga cukup nyaman untuk kalian lewati. Meskipun begitu, kamu tetap harus berhati-hati.
Tebing Breksi menjadi terkenal tidak lama setelah diresmikan menjadi obyek wisata yaitu pada 30 Mei 2015 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Awalnya, untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat sekitar, mereka menambang bahan bangunan disekitar bukit breksi dan kegiatan penambangan oleh masyarakat sekitar terhenti karena datangnya para peneliti. Hasil dari penelitian tersebut mengungkap bahwa batu kapur yang terkandung didalam tanah pada Tebing Breksi ini merupakan endapan abu vulkanik dari Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunung Kidul. Oleh karena itu, kegiatan penambangan diberhentikan dan dilarang karena Tebing Breksi sudah masuk menjadi cagar budaya yang harus dilestarikan.
Akibat larangan itu, banyak para penambang yang kehilangan pekerjaannya. Melihat Tebing Breksi yang terbengkalai akibat dari penelitiannya, maka masyarakat sekitar berinisiatif untuk membangun kembali Tebing Breksi menjadi obyek wisata yang tentunya dapat menjadikan tempat ini sebagai mata pencaharian warga sekitar.
Tiket masuk ke Tebing Breksi dipatok dengan harga Rp 10.000,- per orang dengan tiket parkir untuk kendaraan motor Rp 2.000,-, untuk mobil Rp 5.000,-, dan untuk bis sebesar Rp 15.000,-(harga sewaktu-waktu dapat berubah). Dimasa pandemi seperti ini, Tebing Breksi buka dari jam 5 pagi hingga jam 7 malam.
Fasilitas di Tebing Breksi juga sudah lumayan lengkap loh. Kamu bisa menjumpai fasilitas-fasilitas umum, seperti area parkir, musholla atau tempat ibadah, kamar mandi dan toiletnya, serta banyaknya stand penjual makanan yang siap untuk menemani kamu menikmati keindahan Tebing Breksi dan sunsetnya.
Fasilitas lain terletak pada spot foto yang tentunya menjadi daya tarik tersendiri. Daya tarik utama dari Tebing Breksi adalah pahatan-pahatan yang ada pada tebingnya. Pada beberapa titik, kamu akan menemukan pahatan karakter wayang dan juga naga yang tentunya akan menarik jika dijadikan sebagai latar belakang fotomu.