Pesona yang indah serta ombak yang tenang air yang dangkal  tempat konservasi Mangrove yang sempat rusak atau gundul akibat penebangan pohon ulah masyarakat sekitar dengan menjual kayu mangrove.Â
Untuk bisa masuk kedalamnya pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp. 5000,- dan dibatasi hanya 100 pengunjung saja setiap harinya, sangat ketat karena menghindari sampah dari pengujung yang berakibat fatal bagi rehabilitasi kelestarian mangrove tersebut.
Pantai Clungup dikelola yayasan milik swasta yaitu Yayasan Bhakti Alam Sendang Biru, kawasan ini memiliki nama lain CMC Clungup Mangrove Conservation berhaasil mengembalikan keasrian hutan mangrove.Â
Tanah seluas 105 hektare berada di utara Pulau Sempu merupakan daerah pertanian dan area tambak. Sempat rusak di tahun 2009-2013 hutan gundul karena perambah hutan, pencuri kayu, nelayan penangkap ikan tidak ramah.Â
Pada tahun 2014 para pemuda sekitar melalui Yayasan Bhakti Alam Sendang Biru, memberi sosialisasi agar terjadi perubahan besar-besaran. Sampai sekarang juga terdapat monyet-monyet liar dan ayam hutan yang singgah di kawasan hutan mangrove Pantai Clungup.Â
Ada yang bisa dilakukan pengujung pada saat berkunjung ke Pantai Clungup bahkan tempat untuk murid sekolah dan mahasiswa/i untuk study tour dan tempat praktek.Â
Kemudian untuk masyarakat sekitar juga terkena imbas baiknya yaitu menjadi pemandu wisata, ojek wisata dan penjual makanan dan ikan tambak.Â
Kata terakhir pengurus Yayasan Bhakti Alam Sendang Biru, kita tidak hanya berkunjung tetapi juga berpetualang di dalam hutan mangrove sambil belajar lebih banyak pengetahuan baru bahwa betapa pentingnya pelestarian alam khususnya mangrove.
Sumber :