Dream Land of Sumatera, merupakan sebutan untuk salah satu bentang alam terkenal di Sumatera Barat, yaitu Ngarai Sianok. Ngarai Sianok merupakan lembah curam yang membentang sepanjang 15 km dengan lebar 200 m dan kedalaman 100 m di perbatasan kota Bukittinggi, di kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Selain Dream Land of Sumatera, Ngarai Sianok juga dikenal sebagai kerbau sanget atau karbouwengat pada zaman kolonial Belanda karena banyaknya kerbau liar yang hidup bebas di dasar ngarai. Ngarai tersebut diberi nama Sianok karena dialiri Batang Sianok yang artinya sungai yang jernih. Ngarai Sianok juga merupakan recharge area yaitu daerah pengisian atau resapan air. Ngarai Sianok yang memanjang dan berkelok sebagai garis batas kota dari selatan Ngarai Koto Gadang sampai ke Ngarai Sianok Enam Suku, dan berakhir di Palupuh merupakan bagian dari patahan yang membelah dua Pulau Sumatera. Patahan tersebut adalah Patahan Semangko, patahan yang membentuk dinding yang curam, bahkan tegak lurus dan membentuk lembah yang hijau dan dialiri Batang Sianok yang biasanya dipakai oleh komunitas olahraga air “Qurays” untuk bermain kano dan kayak. Ngarai Sianok bisa dilihat dari Taman Panorama yang sengaja dibuat pemerintah. Di taman juga terdapat Lubang atau Terowongan Jepang yang terkenal. Dari Taman Panorama, terlihat tebing-tebing tandus, hutan-hutan dan sungai kecil yang berkelok-kelok di sisi kiri dan persawahan, jalan raya, pemukiman penduduk di sisi kanan. Sementara di atas terlihat gunung berselimutkan kabut.
Ngarai Sianok terbentuk dari bahan piroklastik (batuan tuff) dari letusan Gunung Merapi dan Gunung Singgalang yang mengendap secara perlahan ribuan tahun lalu. Batuan tuff pada Ngarai Sianok berwarna abu-abu cerah dan memiliki daya rekat yang kuat sehingga tidak terjadi longsor. Kemudian baru terjadi patahan seperti sekarang ini. Patahan Semangko merupakan hasil dari gerak turun kulit bumi (sinklinal) yaitu tumpukan lempeng (samudera) Hindia-Australia dan lempeng (benua) Eurasia. Lembah hijau hasil pembentukan Patahan Semangko ini ditumbuhi tanaman obat-obatan, dan juga tanaman langka, seperti Rafflesia atau Bunga Bangkai. Sementara di dasar ngarai dapat ditemui banyak fauna seperti monyet ekor panjang, siaman, simpai, rusa, babi hutan, macan tutul, dan tapir.
Dari letusan Gunung Merapi dan Gunung Singgalang, menghasilkan batuan tuff yang bersedimentasi melalui udara sampai akhirnya terbentuk Ngarai Sianok yang indah. Selain itu, patahan akibat sinklinal lempeng Hindia-Australia dan lempeng Eurasia menghasilkan Patahan Semangko. Setelah Ngarai terbentuk, sebagian dinding Ngarai pernah runtuh akibat gempa tahun 2007. Namun, hal tersbut tidak mengurangi keindahan Ngarai Sianok, bahkan Ngarai Sianok dinobati sebagai Best Tourism Object pada penghargaan Padang Tourism Award 2007 di Padang.
Awal pembentukan bentang alam yang indah tersebut bukan hal yang mudah maupun cepat, pembentukannya diawali dengan fenomena alam seperti gunung meletus dan gempa bumi yang bisa memakan korban. Namun, semua itu terbayar dengan bentang alam yang bermanfaat bagi banyak mahkluk hidup. Layaknya hidup manusia yang berkelok-kelok seperti Ngarai Sianok, kita pasti pernah tertimpa masalah seperti korban saat Gunung Merapi dan Gunung Singgalang meletus maupun gempa bumi karena pergeseran lempeng tersebut. Ketika kita berhasil mengatasi masalah tersebut walaupun secara perlahan sekalipun, kita akan mendapat hikmah yang besar dan hidup kita bisa menjadi lebih baik seperti akhirnya Ngarai Sianok dan Patahan Semangko terbentuk. Kemudian, kita bisa membantu sesama dan lingkungan seperti Ngarai Sianok yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata dan habitat banyak hewan dan tanaman. Selain itu, seperti Patahan Semangko yang membelah dua Pulau Sumatera dan membentuk lembah hijau, kita bisa memisahkan mana yang baik dan yang buruk dan menghasilkan kebaikan-kebaikan bagi banyak orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H