Mohon tunggu...
Nicolaus D Noviantono
Nicolaus D Noviantono Mohon Tunggu... Service Engineer -

bisa karena biasa, biasa karena bisa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika PDIP dan Nasdem Menjerumuskan Jokowi

16 Januari 2015   00:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:03 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada yang aneh ketika melihat PDIP dan Nasdem begitu bernafsu mencalonkan Budi Gunawan sebagai Kapolri baru meski sudah ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka. Kengototan partai ini tampaknya dimanfaatkan betul oleh KMP untuk semakin membuat bola panas ini semakin membesar. Melalui sidang paripurna hari ini DPR telah menyetujui Komjen Budi Gunawan untuk menjadi Kapolri yang baru.

Dengan ini bola panas calon Kapolri telah kembali ke Jokowi. Tanpa membuang waktu Surya Paloh pun datang ke istana. Membaca segala komentarnya di media, ada kemungkinan bahwa Surya Paloh semakin menekan Jokowi untuk melantik Budi Gunawan sesegera mungkin. Kalau betul demikian alangkah bodohnya jalan pemikiran PDIP dan Nasdem.

Dengan melantik Budi Gunawan sesegera mungkin maka Jokowi akan kehilangan salah satu kekuatan terbesarnya yaitu dukungan rakyat. Masyarakat bisa kehilangan kepercayaan karena Presiden telah melantik seorang tersangka untuk menjadi Kapolri. Sungguh ironis bila ini terjadi. Seorang kepala penegak hukum justru malah menjadi tersangka.

Dengan kehilangan rakyat sebagai poros kekuatannya, yang dipunyai Jokowi hanya PDIP, Nasdem, PKB, Hanura atau bisa kita sebut KIH. Dengan hanya bermodalkan KIH, jelas jelas tidak akan mampu menandingi suara KMP di parlemen. Buta tulinya PDIP dan Nasdem semakin memerosokkan  posisi Jokowi.

Dengan melantik Budi Gunawan, jelas-jelas KMP telah mempunyai amunisi baru yang lebih jitu untuk membuka pemakzulan Presiden. Dengan suara yang lebih unggul di parlemen hamper dipastikan Jokowi akan lengser sesegera mungkin tanpa perlawanan berarti dari KIH. Karena rakyat sudah meninggalkan Jokowi.

Kalau Jokowi cerdas, dia seharusnya menunda selama mungkin pelantikan Budi Gunawan sampai permasalahan dengan KPK clear.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun