Mohon tunggu...
nicoganteng
nicoganteng Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ada Partai Lokal Aceh Umbar Kebencian

16 November 2016   13:44 Diperbarui: 16 November 2016   13:48 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Safari politik menjelang pelaksanaan Pilkada Aceh 2017 mendatang merupakan suatu kegiatan yang lumrah yang biasa dilakukan oleh pasangan calon baik untuk calon gubernur maupun bupati/walikota beserta para tim pemenangan pasangan calon. Safari politik secara tidak langsung sudah mewakili pasangan calon untuk mengetahui secara langsung situasi dan kondisi wilayah yang mereka kunjungi. Jadi apa “yang mereka lihat”, “yang  mereka dengar” dan “yang mereka rasakan” dapat dijadikan sebagai program kedepan jika mereka terpilih dalam pilkada. Didalam kegiatan safari politik tersebut biasanya para pasangan calon maupun tim pemenangan pasangan calon, berupaya untuk bersikap sopan, ramah, menunjukan prilaku-prilaku yang baik agar apa yang telah mereka perankan, dapat menjadi buah bibir yang manis ditengah masyarakat yang sudah dikunjungi.

Didalam Safari politik biasanya pasangan calon dan tim pemenangan pasangan calon, saling bergantian untuk memberikan gambaran tentang rencana program-program kedepan dan semua program yang mereka sampaikan tersebut dapat diketahui oleh masyarakat. Program-program yang disampaikan oleh pasangan calon maupun oleh tim pemenangan pasangan calon biasanya berbicara tentang peningkatan atau perbaikan infrastruktur keras maupun infrastruktur lunak. Dengan demikian safari politik yang mereka sampaikan, tentunya akan menjadi harapan dan semangat baru bagi masyarakat setempat.

Tetapi.....pernahkah anda mendengar jika safari politik yang dilakukan oleh pasangan calon dan tim pemenangan pasangan calon tersebut, terucap kata-kata yang sifatnya menghujat atau melaknat pasangan calon lainnya. Dengan suara yang lantang salah satu orang dari mereka dengan bangganya menghujat dan melaknat lalu disertai tepuk tangan dari orang-orang yang ada disekelilingnya, seolah-olah kata-kata yang menghujat dan melaknat tersebut merupakan sebuah perkataan yang menghibur. Sungguh sangat disayangkan, pasangan calon, tim sukses dan orang-orang yang hadir disana sangat gembira atas ucapan yang sangat tidak pantas untuk diucapkan tersebut.

Lalu yang menjadi pertanyaan adalah :

Apa yang sebenarnya sudah terjadi pada peristiwa saat itu...?

Apakah ucapansantun yang sudahmelekat pada diri kita danmenjadisebuah mahkota dikepaladan mulutkita sudahhilang…?

Apakah dengan mengatakan kata-kata yang menghujat dan mengatakan kata “Laknat” kepada pasangan calon yang lainnya,merupakan sebuahungkapan atauperasaan ketakutanterhadap kekalahan untukpasangan calon yang mereka dukung...?

Untuk mengetahui jawabannya tentu kita tidak mungkin mendapatkan jawaban dari orang yang sudah mengucapkan kata-kata tersebut. Karena apa yang melekat dikepala dan mulut orang tersebut hanya kebencian yang mendalam.

Sebagai manusia yang bermoral, ber-etika dan mempunyai sopan santun, tentunya pernyataan yang sifatnya menghujat dan melaknat tersebut harus dihindari saat melaksanakan safari politik. Pernyataan yang hina tersebut seharusnya tidak ditujukan kepada mereka yang menjadi rival mereka, apalagi pasangan calon yang dihujat dan dilaknat tersebut adalah mantan gubernur Aceh, yang sedikit banyak sudah memberikan sumbangsih bagi masyarakat Aceh selama 5 tahun mereka memimpin Aceh.

Ayo...kita bersama-sama bergandengan tangan, bersama para pasangan calon lainnya, baik pasangan calon gubernur, calon bupati/walikota untuk tetap berkomitmen, bahwasannya pemilihan kepala daerah merupakan pesta demokrasi yang terhormat yang dimeriahkan oleh seluruh masyarakat Aceh, untuk memilih calon-calon pemimpin demi kejayaan Aceh dimasa-masa yang akan datang.

Ayo...kita semua, para pasangan calon dan tim-tim pemenangan pasangan calon saling melempar senyum satu sama lain, agar bumi Serambi Mekah yang menjadi slogan wilayah Aceh tetap menjadi satu kesatuan yang utuh. Semoga rasa kebersamaan dan saling menghormati satu sama lain yang terjalin erat oleh pasangan calon peserta Pilkada Aceh 2017, dapat menjadi pilar dan tonggak kemajuan Aceh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun