Mohon tunggu...
Humaniora

Skeptis terhadap Film An Inconvenient Truth

16 Juni 2016   15:29 Diperbarui: 16 Juni 2016   15:52 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masih dengan tema pemanasan global atau global warmingyang sering di bicarakan, namun hanya dari satu sudut pandang yang dimana sebagai senjata melek akan implikasi dari pemanasan global. Jika menurut film dokumenter versi Al Gore, memang ditunjukkan bahwa pemanasan global adalah sebuah masalah besar dan harus dibenahi agar tidak semakin parah. Dari film yang berjudul “An Inconvenient Truth” pada tahun 2006 disajikan data-data akan implikasi dari pemanasan global, mulai dari pencairan es dikutub, angin kencang (badai), kekeringan, peningkatan suhu rata-rata bumi yang dinamis hingga menyebabkan perkembangan penyakit yang dibawa oleh virus.

Beberapa virus penyebab penyakit yang turut berkembang dari implikasi pemanasan global seperti : ebola, hanlavirus pulmanary syndrome, avian flu, west nile virus, kolera dll. Menurut film dokumenter Al Gore wabah penyakit tersebut dapat mengancam kehidupan manusia dalam jumlah banyak dan bahkan diprediksi hingga jutaan jiwa. Dalam film tersebut juga ditampilkan data yang menampilkan perkembangan daerah industri dan agrikultur yang setiap tahunnya memiliki peningkatan yang signifikan, serta ada pendapat bahwa kebiasaan lama + teknologi lama = konsekuensi yang dapat diprediksi. Sedangkan kebiasaan lama + tekonologi baru = konsekuensi yang diubah dengan dramatis.

Lama dalam konteks ini adalah merujuk pada jaman tradisional, dimana masih menggunakan alat-alat yang berasalah dari alam dan untuk alam. Dan dalam bahasan tentang pemanasan global yang terjadi saat ini, film versi Al Gore menekankan bahwa satu hal mutlak yang menjadikan pemanasan global secara gencar dan bergerak cepat adalah reduksi atau endapan gas CO2 yang dihasilkan oleh pembakaran. Bisa melalui pembakaran mesin ataupun pembakaran lahan seperti yang sering terjadi di provinsi Riau dan Kalimantan. Selain gas CO2 salah satu penyebab yang tidak kalah penting juga adalah efek rumah kaca atau penggunaan kaca yang digunakan gedung-gedung pencakar langit.

Namun berbeda dengan film dokumenter versi AlGore, film yang berjudul “The Great Global WarmingSwindle Full Movie” lebih membahas tentang counter claim atau klaim balasan tentangisu pemanasan global. Film The Great Global Warming swindle Full Movie” lebihmengarah skeptis terhadap pemanasan global dan juga penyebab terjadinya. Dalamfilm tersbut lebih menampilkan bahasan bahwa penyebab pemanasan global bukanmurni dari implikasi peningkatan CO2 dan efek rumah kaca. Itu bukan bersifsatilmu, apakah pemanasan global hanya terjadi dari kadar CO2 dan efek rumah kacasaja?. Lalu bagaimana jika itu adalah sebuah propaganda yang bersifat tidaklangsung? Dan sebagai senjata kemajuan bagi negara berkembang?

Pertanyaan itu yang mewakili pandangan penulis untuk mengarahkan pandangantentang pemanasan global ke arah yang skeptis. Dalam film versi AL Gore jelasditampilkan bahwa data yang diambil hanya dalam kurun waktu 40 tahun kebelakangterhitung dari tahun 2006. Disertakan grafik data atas penyebab terjadinyapemanasan global selalu memiliki perbedaan yang relatif jauh, sedangkan film The Great Global Warming Swindle Full Movie data yang sama tetapi menampilkan grafik yang berbeda, dimana dalamfilm itu garis grafik yang ditampilkan tidak terlalu memiliki perbedaan yangjauh dengan artian lebih kontra terhadap Al Gore.

Ada satu hal yang disayangkan ketika dalam film versi Al Gore yangselalu berbasis pada reduksi CO2 dan efek rumah kaca, lalu yang menjadipertanyaan adalah adakah bukti seberapa banyak reduksi atau kandungan CO2 dalamozon (O3)?. Dalam lapisan atmosfer bumi manakah kandungan CO2 paling banyak?Apakah di lapisan troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer dan ekososfer.?Padahal setiap lapisan memiliki ketinggian dan rata-rata suhu yang berbeda, adayang dingin ada yang panas.  Di daerah khatulistiwa,ketinggian lapisan troposfer sekitar 16 km dengan temperatur rata-rata 80°C.Daerah sedang ketinggian lapisan troposfer sekitar 11 km dengan temperaturrata-rata 54°C, sedangkan di daerah kutub ketinggiannya sekitar 8 km dengantemperatur rata-rata 46°C.

 Masihkah menghakimi bahwa pemanasan globalakibat dari penumpukkan gas karobon dioksida (CO2) hasil dari pembakaran?.Kemudian dalam versi Al Gore salah satu penyebab utama pemanasan global yangkedua adalah efek rumah kaca, kebanyakan kita sudah kehilangan pengertian atasperbedaan kaca dan cermin. Pertanyaan analoginya berupa apakah mungkin kacatidak sama sekali tembus akan cahaya?, lalu bagaimana dengan air laut yang jugahampir sama dengan kaca? Bagaimana bisa kaca pada gedung bertingkat pencakarlangit menyebabkan pemanasan global sementara jika cara kerjanya hampir samadengan air, yang masih tembus cahaya namun sedikit memantulkan kembali. 

Mengingat jumlahperbandingan antara jumlah gedung dengan air laut sangat jauh, dengan daratansaja masih menang air laut dan juga masih sangat jauh jika dibuat statistiknya.Kemudian dalam film Al Gore juga tidak mempertimbangkan apakah kenaikan suhurata-rata bumi hanya diakibatkan oleh CO2 dan efek rumah kaca, saya rasa adayang hilang dibagian ini,mengapa? Kembali ke pelajaran geografi SMA tentangstruktur bumi, yang dimana ada kerak bumi, mantel dan inti bumi. Pada batas terbawahnyatemperatur kerak menyentuh angka 200-400 °C walaupun semakin kedalam lapisan ini memiliki penurunansuhu, namun belum dapat dipastikan berepa angka yang dicapai. Kemudianbagaimana dengan pergerakan magma dari inti bumi yang terus bergerak keatasmelalui kegiatan tektonik bumi yang menyebabkan terjadinya gunung berapi?Bukankah itu juga dapat mempengaruhi suhu panas dibumi?

Berpindah objek bahasanyang menyebabkan pemanasan global dibumi, namun bukan faktor penyebab pemanasanglobal pada umumnya. Matahari, bagaimana dengan matahari yang merupakan pusattata surya yang sekaligus bila di lihat bumi menduduki posisi ke 3 terdekatdengan matahari yang sangat panas ini. Pertanyaan nya mengapa dalammengalinisis penyebab pemanasan global tidak disertakan dengan aktivitasmatahari? Apakah matahari ini tidak bersangkutan terhadap penentuan suhudibumi?. Mengenai pencairan es dikutub akan sedikit disinggung.

Sebagian asumsi yang nonilmiah mengatakan bahwa pencairan es di kutub merupakan implikasi dari keniakansuhu, namun jika diteliti secara ilmiah apakah memang benar es mencari dengankarena suhu bumi yang naik? Jika benar, bagaimana dengan pendapat ini, esmerupakan wujud beku dari air yang dimana butuh suhu panas yang tinggi untukmencairkannya mengingat air dan es adalah penghantar panas yang baik. Tidaklucu rasanya es di kutub runtuh karena suhu bumi mengalami kenaikan, tanpa adanya gerakan tektonik maupun arus air yang yang berada di bawah es di kutub.Apakah es di kutub akan berbentuk es sampai titik terdalam nya? Saya rasa tidakjika demikian es masih tetap dalam jumlah tinggi.

Coba anda bayangkan bumiberputar pada porosnya sekaligu berputar mengelilingi matahari. Posisi bumipada porosnya juga tidak tegak, memiliki kemiringan. Kutub utara dan selatanada pada titik koordinat berapakah? Apakah dilewati sinar matahari dengan waktuyang lama? Tentu jawaban tidak, sama halnya dengan pasir yang bermigrasi ketikaterkena angin begitu juga dengan es kutub yang bermigrasi ke benua-benua yangmemiliki musim dingin. Itu adalah kejadian alam tanpa campur tangan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun