Pengertian :
Jurnalisme data adalah kombinasi antara intuisi berita dalam tradisi jurnalisme dan kemampuan menampilkan cerita berdasarkan data yang luas dan beragam. Istilah ini mulai populer pada 2010, saat Guardian dan New York Times mengolah dan menerbitkan data yang mereka dapat dari WikiLeaks. Data ini berbentuk Spreadsheet (Excel) yang sangat banyak (92 ribu kolom), tentang keterlibatan militer AS dan sekutu di perang Afghanistan dari 2004 hingga 2009. Saat itu, mereka tidak tahu apa yang bisa dilakukan dengan lautan data itu, meski mereka sadar bahwa data itu penting dan sangat menarik bagi publik. Lalu mereka mengelompokkan data itu berdasarkan topik, tempat, atau jenis peristiwa. Dari sini, mereka mendapatkan satu cerita kunci yang membuat perang ini khas: serangan terhadap militer Barat dengan menggunakan alat peledak buatan sendiri atau improvised explosive devices (IED). Serangan IED yang hampir mustahil diantisipasi dan dilawan ini kemudian menjadi pintu masuk terhadap lautan data itu.
Proses :
Data dirven journalism adalah Alur keja data jurnalistik, dimana data merupakan basis untuk analisis yang dapat berupa visualisasi dan cerita. Zaman dahulu para wartawan bekerja dengan berbagai data namun hanya mengambil untuk diberikan, namun saat ini watwan menggunakan data untu kpelaporan dengan proses filtered data. Dalam proses filtered databahan atau data yang di filter berasal dari open data dan not open data.
Berdasarkan gambar diagram Mikro Lorenz dapat dilihat bahwa proses dari data-driven journalismdata akan mengalami proses filter, kemudian dari proses filter lanjut kepada visualisasi dan kemudian ,emjadi sebuah cerita.
Untuk peluang dimasa depan data driven journnalism dapat digunakan untuk meminimalisir anomali yang ada untuk membentuk kepercayaan.
Penjelasan penulis :
Proses diatas akan menjadi penting apabila seorang yang memiliki relasi kuasa membuat keputusan penting, seperti menambahkan content layanan yang terpercaya guna untuk identifikasi peluang bisnis (penjualan rumah mobil dll). Selain untuk mendeteksi peluang juga berguna untuk mendeteksi aksi penipuan dalam hal politik dan membantu memberikan apa yang sebenarnya. Sebagai contoh adalah biodata dari seorang insinyur sekaligus wartawan, Alexander L. Holley, (1832 - 1882). Dimana dijelaskan tentang karier dan hal hal penting apa saja yang telah ia lakukan dalam dunia jurnalistik.
Ada beberapa indikator yang dikemukakan oleh Holley dari proses data jurnalism :
- Kurikulum : memahami kepentingan wartawan dan berorientasi hasil. Dapat mengahasilkan elemen cerita lainnya.
- Menyajikan : format, visualisasi, dan persentasi.
- Menyediakan : menyampaikan informasi kepada pengguna dan organisasi dalam format yang dapat digunakan.
Menurut Lorenz pengertian data jurnalism adalah data yang didorong engan alur kerja yang terdiri dari unsur berikut : penggalian data yang jauh lebih dalam, pembersihan dan penataan data, serta penyaringan untuk mendapatkan data yang spesifik dan memvisualisasikan seperti sebuah cerita. Lorenz juga mengatakan untuk apa melakukan data jurnalis?, jawabannya adalah majunya teknologi adalah sama dengan digitalisasi data yang lebih besar, kehidupan masyarakat adalah data, bantuan akan ceritay ang lebih kompleks, untuk mengungkapkan “ancaman abstrak” kepada masyarakat. dengan dikombinasikannya teknik pelaporan tradisonal kita dapt menceritakan kisa dengan lebih menarik dan inovatif.
Dulu bahwa Anda akan mendapatkan cerita dengan mengobrol dengan orang-orang di bar ... Tapi sekarang itu juga akan menjadi sekitar meneliti data dan melengkapi diri dengan alat untuk menganalisis dan memilih apa yang menarik. "[Tim Berners-Lee]. Paparan pendapat dari Berners-Lee ini yang kemudian dapat di tafsirkan menjadi perbedaan antara data untuk penelitian dengan data untuk pelaporan jurnalis. Terlihat bahwa jika kita mencari data dengan mengobrol dan di suatu tempat secara 4 mata, menurut Berners-Lee data pelaporan jurnalis akan terkesan sama dengan pencarian data untuk penelitian.