Mohon tunggu...
Nico Andrianto
Nico Andrianto Mohon Tunggu... -

Bersyukur dalam kejayaan, bersabar dalam cobaan......

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

#Puzzle 13: Short Journey Conversations

4 Januari 2016   09:54 Diperbarui: 4 Januari 2016   11:41 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Pasti kali ini Lawe meminjam kata-kata Lindon B Johnson, batin Sadrach)

Journey 4: Selasa, 07:30-08:00 am, Perjalanan Manuka - Toadhall

Ternyata permasalahan energi juga terdapat di hulu pertambangan”, kata Lawe membuka pembicaraan short jurney kali ini tak mau kalah dari Sadrach.

Benarkah demikian, sobat”, jawab Sadrach sambil tersenyum.

BPK pernah melakukan pemeriksaan cost recovery yang menemukan kerugian negara berjumlah 14,20 Trilyun rupiah untuk tahun buku 2004 sampai dengan 2005 saja. Itu merupakan jumlah nilai koreksi pengurangan cost recovery yang BPK rekomendasikan untuk disesuaikan dengan kontrak Production Sharing Contract pada lima KKKS saja. Belum lagi kalau semua KKKS diaudit, mungkin penyimpangannya jauh lebih besar lagi. BPK menemukan bahwa selama 2000 sampai 2008 potensi kerugian negara karena masalah cost recovery ini mencapai 345,996 Trilyun Rupiah atau 38,4 Trilyun Rupiah per tahun alias 1,7 Milyar Rupiah per hari (44)”, lanjut Lawe bersemangat.

Bagaimana kau mengetahui masalah ini, kawan”, tanya Sadrach.

Lembagaku yang menindaklanjuti temuan BPK itu. Makanya kerugian negara dalam ukuran masif bisa diselamatkan, Drach. Dalam Semester II tahun 2010, BPK masih menemukan potensi kerugian negara sebesar 66,47 Juta US Dollar dari 17 kasus penyimpangan pembebanan cost recovery ini”, jawab Lawe.

Penyimpangan itu berupa pembebanan biaya-biaya yang saat itu sangat lemah aturannya, sehingga biaya CSR perusahaan, bahkan biaya main golf dan minum wine seorang direktur perusahaan minyak asing-pun, negara kita yang harus bayar”, tambah lawe.

Oh, ya?”, balas Sadrach merasa heran.

Cara menghitung bagian pemerintah dari PSC ialah lifting minyak dikurangi pajak dan biaya-biaya produksi serta cost recoverable. Justeru di titik penghitungan cost recoverable inilah terdapat resiko yang besar, karena rentan dimainkan oleh perusahaan asing. Belum lagi jika terjadi pembelian alat-alat, misalnya alat blowing untuk menghidupkan tambang minyak yang hampir habis, tetapi akhirnya tak digunakan. Negara pula yang harus membayar alat mahal namun menganggur itu”, tambah Lawe yang disambut anggukan ritmis kepala Sadrach.

Journey 5: Rabu, 05:00-05:30 am, Perjalanan Toadhall – Manuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun