Mohon tunggu...
Nicky NN
Nicky NN Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi, 20th

Menulislah, walau hanya satu kalimat!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Love-Hate Relationship dengan Guru BK

16 September 2019   23:50 Diperbarui: 16 September 2019   23:58 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ada dua tipe siswa di dunia ini. siswa bandel, dan siswa teladan. Siswa bandel seperti kebanyakannya, adalah siswa yang sering melanggar aturan, tidak disiplin, dan guru BK ialah orang yang paling dibenci baginya. Berbeda dengan murid teladan, yang memiliki karakteristik sebaliknya dan dapat dikatan mereka adalah siswa yang berada di jalan lurus dan menjadi idaman para guru di sekolah. Lantas, bagaimana hubungan mereka dengan guru BK?

Banyak yang menganggap bimbingan konseling tidaklah penting dan kita dapat menyelesaikan masalah kita sendiri. Padahal sebenarnya, setiap individu membutuhkan bimbingan dan konseling untuk membantu mengatasi masalahan yang dihadapinya lhoh. Misalnya, seperti: kenakalan remaja, masalah keluarga, dan rencana masa depannya .  Menurut Achmad Juntika Nurihsan dalam bukunya, tugas guru BK ialah membantu individu memelihara, menginternalisasi, memperhalus dan memaknai nilai sebagai landasan dan arah pengembangan diri. (Nurihsan:2009)

Kembali ke siswa bandel tadi. Mereka cenderung 'alergi' dengan guru BK, karena anggapan bahwa mereka adalah orang yang sering menghukumnya dan memarahinya. Perspektif yang salah dari awal merupakan sebab awal mereka membenci adanya guru BK di sekolah. Syukurnya, sekarang guru BK telah berkembang dan telah bergerak menuju ke arah yang lebih positif. Pendekatan yang mereka lakukan pun lebih bervariasi. Berdasarkan yang saya lihat di lapangan, dulu jika ada siswa yang terlambat, dia akan dimarahi dan langsung dihukum untuk berlari memutari lapangan berkali-kali tanpa menanyakan alasan mereka terlambat ataupun memberikan bimbingan bagaimana agar tak terlambat ke sekolah lagi. Namun sekarang, ketika siswa terlambat, dia akan didekati dan ditanyai mengapa ia terlambat, kemudian diberikan solusi begaimana agar ia tak terlambat lagi ke sekolah. Hukuman yang dibebankan pun tidak selalu berupa hukuman fisik, namun yang membuat mereka jera untuk melakukannya lagi, sehingga dewasa kini, guru BK tak lagi ditakuti yang kemudian memunculkan perasaan benci, tapi siswa akan memiliki perspektif bahwa guru BK itu orang yang ia segani dan justru dapat membantunya mengoptimalkan perkembangan dirinya.

 

Jadi, perlu digarisbawahi bahwa setiap idividu itu membutuhkan bimbingan dan konseling, karena berdasarkan pada perspektif psikologi tentang implikasi keragaman, dikatakan bahwa setiap individu memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing dan untuk mengembangkan potensi dan keunikan dirinya. Oleh karena itu, diperlukan adanya bimbingan dan konseling untuk mencapai pengembangan diri yang optimal.

Bagaimana menurutmu? Masih berpandangan bahwa guru BK itu menakutkan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun