Mohon tunggu...
Nicky Rizkiansyah
Nicky Rizkiansyah Mohon Tunggu... pegawai negeri -

• Imaginer • Back-side Logical Thinker • Dreamer • Traveller • Bad Swimmer • Not A Smoker Neither A Drinker • Optimistic • Not A Boy, Not Yet A Man •

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Coretan PNS Galau

29 Januari 2012   16:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:19 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persepsi masyarakat yang ada selama ini selalu menilai PNS sebagai pekerjaan yang santai tanpa beban, selalu mendapat gaji walaupun tidak pernah bekerja dengan baik, dan setelah pensiunpun masih tetap mendapat tunjangan pensiun. Enak ya..

Pernah mendengar pepatah : "Karena nila setitik rusak susu sebelanga"?

Saya yakin hanya sebagian PNS saja yang seperti dibayangkan oleh masyarakat itu. Artinya, masih banyak teman2 PNS yang bekerja dengan hati, kompeten dan profesional.

Cobalah tengok guru-guru yang tidak pernah berkeluh kesah walaupun tidak dihargai dengan selayaknya, petugas-petugas kesehatan yang tidak memperdulikan kesehatan dirinya ketika membantu yang membutuhkan pelayan kesehatan, TNI dan Polisi yang tetap terjaga ketika separuh dunia dibuai mimpi indah.

Terkadang kita selalu melihat sesuatu hanya dengan sebelah mata. Kita terlanjur dibutakan oleh persepsi yang mungkin hanya mengikuti persepsi orang lain, terkadang kita lupa melihat secara utuh bahwa diantara PNS-PNS berperut buncit yang sedang menghisap rokok sambil minum kopi dan membaca koran itu ada PNS lain yang sedang bekerja sesuai dengan harapan masyarakat yang menggajinya.

PNS tidak hanya pegawai Pemda berbaju coklat diruangan ber-AC yang penuh asap rokok. PNS juga ada di tengah sawah memberi penyuluhan kepada petani, di pedalaman hutan mendata suku-suku terpencil yang bahkan kita tidak pernah mendengar namanya, di antara orang-orang sakit, di depan papan tulis menghirup kapur putih demi mengajar anak-anak merah-putih, di antara sel-sel penjara yang dingin, dan  di kamar-kamar orang jompo yang keluarganya saja tidak mau merawatnya.

Cobalah lihat kami dengan mata terbuka dan hati yang damai. Tidak capekkah mata itu melihat kami dengan tatapan sinis?

Percayalah, kami ke depan akan semakin baik. Program Reformasi Birokrasi menjadikan yang malas tersingkir by system . Taj Mahal yang megah tidak dibangun dalam semalam toh?

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun