Â
Edi Supena, M.Si, Â salah seorang diantaranya. Caleg Nomor Urut 4 dari PAN untuk Dapil VI ini mengungkapkan, dengan pengalaman kerja itu, bisa lebih mempercepat pembangunan di dapilnya.
Beberapa calon legislatif (caleg) keberangkatannya bermodal pengalaman kerja untuk bisa lebih mempercepat  pembangunan di wilayah kantung suaranya. Drs. H.Menurut H. Edi Supena, cara-cara tadi didapat dari hampir tujuh tahun bertugas menjadi Kepala Bagian (Kabag) di Sekretariat DPRD Sumedang. Selama itu pula, ia sering mendampingi Anggota Dewan untuk Reses. Rata-rata keluhan dari para konstituen, minimnya kegiatan yang dibiayai oleh APBD.
" Dari sepuluh usulan dari konstituen misalnya, hanya terealisasi dua atau tiga. Jadi terlalu jomblang yang tidak dibiayainya. Akhirnya, mereka  kecewa lari ke provinsi atau  ke pusat, "ungkap H. Edi Supena, sebelum ditugaskan di DPRD, ia pernah memimpin  beberapa wilayah selaku Camat.
Sebagai orang dalam, Imbuh H. Edi Supena, ia cukup hapal bagaimana proses perencanaan peranggaran, " Trik-triknya seperti apa. Maaf saja, tidak semua anggota dewan tahu keinginan birokrasi. Sehingga, banyak usulan stagnan tidak terbiayai APBD, " terangnya.
Berangkat dari pengalaman tersebut, pria Warga Desa Margajaya Kecamatan Tanjungsari ini memandang sepertinya  cerita akan  lain lagi bila ia ditakdirkan terpilih jadi Dewan, " Sedikitnya saya tahu, jalur-jalur harus ditempuh. Termasuk, pendekatan-pendekatan  untuk bisa membuahkan hasil, " janjinya.
Khususnya untuk Dapil VI, H. Edi Supena mengungkapkan tidak akan muluk-muluk bikin rencana, " Intinya, saya ingin melakukan akselerasi bagaimana merealisasikan usulan kegiatan untuk dibiayai APBD. Akselerasi bisa terjadi bila kita punya potensi. Terutama bisa menembus kesulitan-kesulitan yang selama ini terjadi, " ungkapnya pula.
Dikatakan pula  pria yang awali karir PNS-nya di Ciamis ini, Dapil VI sebenarnya cukup berkontribusi terhadap sumbangan PAD Sumedang. Terutama, Kecamatan Sukasari. Wilayah ini penyumbang PAD terbesar dari sektor DBHCT (Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau), "Hanya, masalahnya, sejauh mana efesiensinya untuk membangun berdasar skala prioritas," pungkasnya.
( Tatang Tarmedi )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H