sekolah dengan kepengkuhannya kepada sekolah ramah lingkungan, niscaya Sudrajat SPd, MMPd masuk nominasinya. Betapa tidak, sejak ditetapkan selaku Kepala SMPN 2 Tanjungsari, sekitar tiga tahunan lalu, sekolah itu bermetamorfosa menjadi sekolah berbudaya lingkungan.
Bila ada pengukuhan bagi kepalaKesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah, dimulai dengan pembenahan terhadap sumber datangnya sampah. Ketika para pedagang di sekitar sekolah, masih tumbuh liar mengisi tiap sudut luar sekolah, ketika itu pula sampah bekas jajanan siswa, berserakan di mana-mana. Berangkat dari permasalahan tersebutlah, Kepsek Sudrajat berinovasi dengan membangun Pujasi.
Pujasi itu sendiri berasal dari akronim Pusat Jajanan Siswa. Satu solusi untuk menertibkan para pedagang di sekitar sekolah. Dengan cara  mengumpulkan para pedagang pada satu lokasi. Dengan cara itu, akan mengurangi sedikitnya dua dampak sekaligus, yaitu mengurai dampak kemacetan lalu lalang kendaraan roda dua di jalan gang depan sekolah dan meminimalisir produksi sampah bekas jajanan dengan manajenen zero sampah.
Manajemen Zero Sampah itu sendiri dimulai dengan memberi pengertian kepada para pedagang untuk tidak menjual produk pakai pembungkus. Kepsek Sudrajat mewajibkan warga sekolah tiap hari bawa piring dan cangkir. Dengan demikian akan menekan produksi sampah sampai ke titik nol. Namun, kendala masih dihadapi, terutama susahnya membina para pedagang.
Dengan sikap Kepsek Sudrajat konsisten pada sekolah ramah lingkungan tadi, beriringan pula dengan pengukuhan SMPN 2 Tanjungsari sebagai Sekolah Berketahanan Iklim (SBI). Satu bentuk partisipasi sekolah tanggapi isyu lingkungan. menyelamatkan bumi dari pemanasan global. akibat terlalu banyak gas karbon hasil pembakaran yang bisa merusak lapisan ozon.
Kepsek Sudrajat  berupaya memotivasi warga sekolah agar perhatian terhadap dampak sampah. Mereka diajak untuk memanpaatkan sampah dan mengolahnya menjadi produk-produk bermanpaat. Seperti dijadikan tikar, kursi, aksesoris lampu dan lainnya. Tidak hanya itu, Sudrajat pun mengembangkan inovasi untuk penghijauan sekolah melalui program Sake Sapo (Satu Kelompok Satu Pot) dengan menanam jeruk santang.
Berkat inovasi-inovasinya, SMPN 2 Tanjungsari  banyak dikunjungi tamu-tamu dari luar negeri. Beberapa waktu lalu, tenaga pendidik se Asia Tenggara berkunjung untuk study banding  dalam rangkaian program SEAMEO Regional Centre for Quality Improvement of Teacher and Education Personnel in Science.
Sudrajat lulusan D3 IKIP menuntaskan Srata 1 di Universitas Langlangbuana. Dari tahun 1989 hingga 2013, ia masih jadi guru matematika di SMPN 1 Wado. Mendapatkan promosi kepala sekolah, ditempatkan di SMPN 2 Wado. Pernah jadi kepala SMPN 2 Situraja. Ia salah seorang perintis berdirinya Bumi Perkemahan di Desa Sukajadi Kecamatan Wado. Â ( Tatang Tarmedi )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H