Makam Keramat Marongge di Desa Marongge Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang dipercaya sebagai tempat upaya spiritual  untuk memperlancar datangnya jodoh. Tak heran, bila makam ini, tiap harinya selalu dikunjungi para jomblo yang sulit mencari jodohnya. Mereka, para peziarah, selain ingin mengalap karomah,  pula banyak yang berburu Pelet Marongge. Sebentuk mantra pengasihan  terkenal karena kedasyatannya dalam memikat lawan jenis.
Menurut Bah Yayat, ahli metafisik dari Pamulihan, Pelet Marongge asli kini  nyaris tidak terdeteksi lagi dimana rimbanya. Mantra-mantra pengasihan yang beredar di masyarakat. Meskipun, ada diantaranya berlabel Pelet Marongge, tapi belum bisa dijamin keasliannya, " Pelet Marongge asli, sepaket dengan ritualnya, " ujar Bah Yayat.
Pelet Marongge Asli, ujar Bah Yayat, telah lama terkubur bersamaan dengan budaya- budaya buhun lainnya, " Meskipun kuburannya tahu, namun ketika digali, hanya ditemukan rangka dan tulang-belulangnya saja. Jadi, tidak utuh lagi. He.he. Saya pun punya tulang-belulangnya Pelet Marongge. Namun utuhnya belum tergali, " ungkap Bah Yayat. Ia berniat membangun Museum Mantra Asli Sumedang.
Ketika ditanya tentang tulang-belulang Pelet Marongge yang menjadi koleksinya, dengan tersenyum kecil ia menjawab, " Cang manancang lain cangcang kidang manjangan.
.. dan seterusnya. Ini salah satu bait Pelet Marongge yang terkenal keampuhannya. Ritualnya, ya dengan berpuasa dan melakukan satu palakian mengikatkan tali dari satu paku ke paku lainnya, " tuturnya lagi.
Pelet Marongge asli, Â lanjut Bah Yayat, akan seumur dengan legendanya itu sendiri. Yakni, berawal dari perlombaan jodoh dua wanita bersaudara yang berparas cantik. Saking banyaknya yang melamar, dua wanita itu menggelar sebuah sayembara. Barangsiapa yang bisa menarik Kukuk ( buah sejenis labu besar) yang ia hanyutkan ke dungai Cimanuk, niscaya akan dijadikan jodohnya.
Banyak lelaki yang mendaptar, termasuk para raja dan bangsawan. Lomba pun mulai digelar. Si dua wanita cantik berdiri di pinggir sungai Cimanuk sambil pegang buah kukuk. Dengan satu aba-aba, buah kukuk itu dihanyutkan ke sungai.
Para lelaki yang ikut sayembara, mencoba dengan kekuatan batinnya untuk menarik kembali buah kukuk yang hanyut di sungai. Namun, Â mereka tak ada yang sanggup. Dua wanita itu berkata kepada para peserta," Kamu-kamu tak mampu lakukan itu, bagaimana bisa untuk melindungi kami," katanya.
Buah kukuk lain ia hanyutkan ke sungai, setelah itu, ia lakukan meditasi sesaat, ternyata aneh bin ajaib, buah yang hanyut itu kembali menentang arus ke arah dua wanita itu. Semua terkesima melihat kenyataan tadi. Ternyata selain cantik, dua wanita itu memiliki kekuatan dasyat. Dari situlah lahir Pelet Marongge. Sebentuk pengasihan yang bisa nenarik lawan jenis untuk balik  mencintainya. ( Tatang Tarmedi )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H