Mohon tunggu...
Tatang Tarmedi
Tatang Tarmedi Mohon Tunggu... Jurnalis - Untuk share info mengenai politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Hidup akan jauh lebih bernilai, jika kau punya sebuah tujuan penting.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suci Itu

7 Februari 2021   10:43 Diperbarui: 7 Februari 2021   11:35 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suci itu, tatkala kebenaran menyatu dalam pikiran. Suci itu, tatkala ucapan sejalan hati terdalam. Suci itu, ketika mendengar tanpa membenci. Suci itu, mencinta tidak menerima. Suci itu, memuji tidak meminta. Suci itu, saat terdiam  dan bersyukur. Suci itu, saat kita sepi dari nista.

Ketika suci jadi sunyi dalam hati, ketika itu pula suci jadi hakiki. Suci datang dan pergi dalam hati. Saat suci pergi, hati miskin akan keikhlasan. Saat suci  pergi, hati dahaga akan kepuasan. Maka, besucilah, ketika diri dalam  kemiskinan dari ikhlasan dan dahaga akan kepuasan.

Kita lahir dari kesucian. Pulang dalam ketidak menentuan. Antara selamat atau celaka. Kesucian diri harga mati untuk wa inna ilaihi. Kerna, suci bukan surga. Suci tak pernah berharap tentang keni'matan. Suci hanya ingin ridho Illahi.

Margajaya, 7 Jan. 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun