Mohon tunggu...
Nickolas Rasputin
Nickolas Rasputin Mohon Tunggu... -

Gemar pada Sains dan pelindung Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Holocaust Bohong Besar

6 Januari 2014   10:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:06 1622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_314039" align="alignnone" width="300" caption="Pemimpin Nazi, Adolf Hitler. Sumber: Telegraph.co.uk"][/caption] Israel Mengklaim bahwa lebih dari enam juta orang Yahudi  tewas pada masa kekejaman Hitler dan pasukan Nazinya yang menguasai Eropa. Orang-orang Yahudi ditangkap di kamp-kamp konsentrasi Jerman. Mereka dbiarkan kelaparan, disiksa, dan dijadikan tikus percobaan senjata kimia buatan para ahli Jerman. Propaganda inilah yang menjadi keyakinan masyakat dunia sejak lama. Ahmadinejad: Holocaust Itu Mitos! [caption id="attachment_314016" align="alignleft" width="300" caption="Mantan presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad di gedung PBB. Sumber: okezone.com"]

13889768041498812522
13889768041498812522
[/caption] Beberapa kali Ahmadinejad mempertanyakan tentang Holocaust atau pembantaian warga Yahudi selama Perang Dunia II. Bagi Ahmadinejad, holocaust adalah sebuah mitos. Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2009 lalu, Ahmadinejad sukses membuat kesal delegasi dunia khususnya dari barat dan Israel. "Mereka (kekuatan barat) melontarkan mitos mengenai holocaust. Mereka berbohong dan kemudian mendukung Yahudi," ujar Ahmadinejad saat itu. Dan Ahmadinejad menginginkan adanya analisis Sains menyangkut peristiwa Holocaust. Hal senada juga perna diklaim mantan presiden Venuzuela Huga Chavez. Chavez yakin bahwa angka kematian tersebut hanya bentuk propaganda Israel untuk mencari simpati dunia agar melupakan kekejaman dan penjajahan Israel di negara-negara Islam di Timur Tengah, khususnya Palestina. Hal ini juga merupakan strategi Israel agar dunia merasa berhutang ke bangsa-bangsa Yahudi. Terbukti bahwa Israel sebagaii negara penerima bantuan keungan dan teknologi paling banyak dari raksasa ekonomi dunia. Sementara Eropa sendiri mengkritik sikap Presiden Ahmadinejad dengan mengatakan komentar itu tidak punya tempat dalam debat politik yang beradab Penyelidikan Berujung Penjara Para penantang Holocaust biasanya disebut sebagai 'revisionis.' Mereka aktif melakukan penyelidikan kebenaran peristiwa Holocaust, meskipun telah ada ancaman dari 10 negara Eropa bagi siapa saja yang telah meragukan kebenarannya. Mereka akan dituduh sebagai antisemit dan akan ditangkap di sejumlah negara seperti Polandia, Prancis, Swiss, Belgia, Austria dan Jerman sendiri. Presiden Palestian terpilih, Dr. Mahmoud Abbas, dalam deklerasinya meragukan kebenaran kamar gas yang dilakukan untuk membunuh 0rang-orang Yahudi. Ia mengatakan bahwa angka korban Yahudi yang terbunuh adalah satu juta orang, bukan 6 juta. Tak hanya itu, dari kalangan ilmuan Barat sendiri ada beberapa yang menyangkal kebenaran Holocaust, seperti Roger Garaudy (pengarang asal Prancis) dan Profesor Robert Maurisson (ilmuan asal Inggris), Ernst Zundel (tokok revisionis asal Jerman) dan David Irving (Ahli sejarah asal Inggris). Ironisnya semuahnya dinyatakan bersalah dijebloskan ke dalam penjara. Contohnya saja para tanggal 15-Februari-2007 Ernst Zundel yang menimpa dirinya dipenjara 5 tahun. Herbert Schaller, pengacara yang mewakilinya mengatakan bahwa semuah bukti tentang adanya Holocaust hanya berdasarkan pengakuan korban-korbannya, bukan atas fakta-fakta yang jelas. Kemudian pada tahun 1964, Paul Rassinier, korban Holocaust yang selamat menerbitkan buku memoar berjudul The Drama Of Europa Jews yang mempertanyakan apa yang diyakini Holocaust selama  ini. Ia mengklaim dalam bukunya bahwa tidak ada kamar gas, dan jumlah korban tidak sebesar itu. Sementara itu, tentang tragedi Auschwitz, Robert Faurison, seorang Profesor literatur dari University Of Lyons bahwa penyakit tipuslah yang membunuh para tawanan, bukannya karena kamar gaz. Pernyataan Robert diperkuat dengan penyilidikan teknis seorang ahli kontruksi dan instalasi alat eksekusi di Amerika Serikat, Fred Leucter. Fred pergi ke Aischwitz untuk melakukan penyelidikan dan mengetes tempat itu. Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut  bahwa kamar gaz di Auschwitz memang ada, tapi tidak mungkin digunakan untuk membunuh orang. Disisi lain para revisionis mengklaim kamar gaz itu berisi zat zyklon-B untuk pengasapan pakaian agar bakteri-bakteri dipakaian mati. Jadi tidak mungkin digunakan untuk mengesekusi manusia. Keraguan revisionis bersumber dari tidak adanya dokumen Jerman yang berisi tentang rencana pemusnahan massal orang Yahudi di Eropa, seperti dokumen tentang perintah, rencana, anggaran, dan rancangan senjata untuk pemusnahan Yahudi. Bahkan, Seorang Winston Churhill, yang menulis enam jilid, karya monumentalnya, The Second World War, tidak sekalipun menyinggung adanya program Nazi, untuk membantai orang-orang Yahudi. Demikian pula jendral Eisenhower yang dalam tulisannya Crusade in Europe, juga tidak ada yang menyinggung mengenai kamar-kamar gaz. Fakta yang ada hanyalah ucapan-ucapan petinggi Nazi yang menggembar kebenciannya terhadap Yahudi. Jadi sungguh aneh, tidak ada jejak catatan yang tertinggal yang dapat membuktikan kebenaran adanya pemusnahan massal orang-orang Yahudi oleh Hitler dan tentaranya. Jika memang benar ada angka korban genosida sebombastis itu  (enam juta), akan mendapat kecaman yang terdata dari Paus, Organisasi Palang Merah, atau pemimpin-pemimpin dunia saat itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun