Ini pertama kali nya gue bikin sebuah tulisan dari sedikit pengetahuan yang gue punya... ditambah pengetahuan dari google juga sih. Karena gue suka traveling dan sangat bersyukur dengan alam yang ada gue mau coba sedikit memberikan info tentang alam tentang fenomena awan Lenticular. LENTICULAR CLOUDS Lenticular Clouds adalah sejenis awan yang unik yang biasanya terbentuk di sekitar bukit-bukit dan gunung-ganang akibat daripada hasil pergerakkan udara di kawasan pergunungan . Awan ini terlihat cukup berbeda, seperti sebuah piring terbang raksasa atau sesuatu yang seperti tumpukan mirip pancake. Banyak gunung terkenal di seluruh dunia sering kali difotokan dengan keindahan awan lenticular di langitnya, termasuk Gunung Shasta dan Gunung Fuji. Satu perkara yang menarik tentang awan lenticular ini adalah bahawa ia kelihatan seperti tidak berpecah dan kelihatan seperti membeku. Namun hakikatnya adalah tidak sedemikian. Awan ini kelihatan statik kerana aliran udara lembap terus menerus memberikan wap udara yang termeluap dari sisi atas angin bahkan sebagai air yang mengeluap dan akan lenyap dari sisi bawah angin. Awan Lenticular dapat dilihat seperti sedang melayang-layang selama berjam-jam atau hari, sehingga perubahan angin atau cuaca dan awan menyebar lalu berpecah. Mengamati dan mengenal pasti awan lenticular umumnya cukup mudah, kerana bentuk awannya sangat jelas. Jika anda pernah melihat awan yang kelihatan seperti piring terbang, kanta, atau baret raksasa, bermakna ketika itu anda sedang melihat awan lenticular. Jika anda melihat disekeliling persekitaran awan, anda mungkin dapat melihat ciri-ciri geografi yang berbukit bukau yang mampu mencipta keadaan yang mengarahkan pada pembentukan awan lenticular. Jika anda tidak melihat gunung atau bukit, ada kemungkinan arus hawa udara bergerak pada arah yang berlawanan untuk mencipta awan gelombang. Ini adalah proses terbentuknya awan Lenticular Beberapa Fenomena Lenticular Clouds di Dunia Indonesia TerCinta, Semarang, Jawa Tengah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H