Mohon tunggu...
Nanang Alfianto
Nanang Alfianto Mohon Tunggu... -

anak muda yang terus berbenah untuk pencapaian hidup yang maksimal, banyak belajar dari setiap detik yang telah terlewati, mempunyai banyak teman adalah kekayaan saya dan kebersamaan adalah segalanya bagi saya...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

24 January 2011

24 Januari 2011   08:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:14 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

" Kemaren, adalah hari yang tak ingin kulalui lagi...teramat berat pabila harus teringat pilunya hari kemaren. " begitu tulis Nayal dalam buku hariannya.

Entah beban apa yang ada pada pemuda rantau ini, akan tetapi pagi ini kulihat dia tak seriang biasanya. Rona wajahnya tak secerah biasanya, bahkan yang menonjol di pagi hari ini adalah ia tampak tak bersemangat sekali, pagi ini pun kudapati dia hampir terlambat masuk kerja, tak seperti biasanya ia yang selalu hadir minimal setengah jam sebetul waktu kerja kantornya.

Pagi inipun, kulihat dia enggan memandangi handphone kesayangannya. Handphone qwerty yang selalu dipelototinya itu pagi ini kulihat hanya tergeletak di atas meja kerjanya, menemani bisunya PC wide dan odner-odner hitam yang menyimpan rekaman kerjanya.

Tak seperti biasanya pula, pagi ini dia tak menyeruput secangkir susu putih dan mengunyah 2 helai roti gandum sebagai menu sarapannya.

Kemudian, di pagi ini juga kulihat dia enggan membuka komputernya... bukan karena tidak ada pekerjaan tapi entah ada hal apa yang mengganggunya sehingga hanya kudapati ia menatap kosong layar monitor widenya yang juga belum menyala.

Akhirnya, dibukanya applikasi chatt yang biasa ia gunakan untuk berkomunikasi, baik dengan kekasihnya, keluarganya, bahkan teman-temannya yang tersebar di nusantara ini.

Dari kejauhan kulihat ia mulai mengetik ...

" Happy working L, hopes you have a nice day. GBU "

Pagi ini, 24 January 2010 kulihat ia menuliskan itu ...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun