Suatu kali, bunda bertanya pada kk Kal.
B : "Kak, kalau sudah dewasa nanti, kk Kal cita-citanya mau jadi apa?"
K : "Hmmm... apa ya? Nggak tau! Belum milih."
(Jrenggg....jrenggg....)
Ternyata, pijakan yang pernah diberikan sebelumnya mengenai ragam profesi, masih kurang. Agak bikin deg-degan nggak sih? Bagi saya, iya! Bagi beberapa orang mungkin hal tersebut terkesan sepele. "Ahhh.... namanya anak usia 6 tahun, santai aja kaliiiii ngomongin soal cita-cita!"
Hmmm.... bukan hal sepele sih sebenarnya. Tapi bukan juga kita sebagai orangtua jadi "memaksakan" anaknya untuk memilih salah satu profesi yang ada di muka bumi ini. Big no!
Yang mau dibahas disini adalah, peran kita untuk memberikan informasi sebanyak mungkin mengenai ragam profesi yang ada. Sebelum akhirnya nanti mereka akan memilih. Bagaimana anak mampu mengenal jenis profesi jika kita jarang mengajaknya "melihat, memperhatikan, bertemu, berinteraksi langsung dan berdiskusi".
Ada beberapa tahap sebelum mereka memiliki kemampuan untuk menentukan pilihan. Cek dulu minatnya? Â Apa bakatnya? Dimana kekuatannya? dan Hobi yang paling sering dilakukan. Sehingga dari keempat hal tersebut akan muncul kompetensi pribadinya.
Langkah awal yang perlu dilakukan yaitu dengan memperkaya wawasannya, memperkaya kegiatannya kemudian akan muncul gagasan-gagasan ide segar dari masing-masing individu.
Selamat membersamai buah hati tercinta dengan mengenalkannya pada sebanyak mungkin ragam profesi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H