Mohon tunggu...
Nickho Rusli
Nickho Rusli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemerataan Transportasi Umum Berbasis Rel di Indonesia untuk Mengurangi Polusi serta Kemacetan

20 Agustus 2023   19:28 Diperbarui: 20 Agustus 2023   20:50 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nickholas Pratama Rusli
Garuda 25
Ksatria 5
"Pemerataan Transportasi Umum Berbasis Rel di Indonesia untuk Mengurangi Polusi Serta Kemacetan"

Indonesia negara yang kita cintai  merupakan sebuah negara yang terkenal dengan polusi dan kepadatan penduduk terutama di kota-kota besar. Bahkan menurut data pada tahun 2022 polusi harian mikron di Indonesia sudah menempati posisi ke 26 di dunia bahkan apabila kita berkaca dari Kota Jakarta yang polusi harian mikronnya pada tahun 2022 sudah menempati posisi ke 20 di dunia. 

Polusi udara bisa disebabkan oleh asap kendaraan bermotor contohnya kendaraan mobil dan motor serta juga bisa disebabkan karena kurangnya pepohonan hijau, hal ini disebabkan banyak pepohonan hijau yang sudah ditebang dan dilakukan relokasi untuk menjadi industri atau perumahan sehingga daerah hijau mulai berkurang. Sementara itu kendaraan bermotor akan terus meningkat di Indonesia terlebih dengan adanya transportasi online/ojol yang setiap hari akan menarik penumpang. 

Namun sekarang sudah ada kendaraan roda dua dan roda empat yang sudah menggunakan listrik/baterai untuk mendukung berkurangnya polusi udara di Indonesia. Tentu saja dengan hal ini polusi udara di Indonesia akan berkurang dari waktu ke waktu. Namun apabila kita melihat secara umum mayoritas masih menggunakan kendaraan bermotor yang menggunakan bensin yang dapat menyebabkan polusi udara di Indonesia akan terus meningkat dikarenakan untuk harga mobil dan motor listrik sendiri harganya sangat mahal, maka pemerintah selalu menyarankan untuk menggunakan transportasi umum diantara nya Bus, Kereta, Kapal ataupun pesawat.

Namun untuk perjalanan lokal/dekat/dalam kota biasanya menggunakan Bus dan kereta. Kereta juga merupakan salah satu transportasi umum yang cukup cepat dan dapat mengurangi polusi udara yang disebabkan asap kendaraan dikarenakan apabila menggunakan Bus juga akan tetap menghasilkan asap kendaraan sehingga kereta menjadi salah satu transportasi yang digunakan oleh mayoritas penduduk Indonesia selain pesawat untuk memudahkan mereka melakukan akomodasi antar kota dengan cepat. 

Namun dengan semakin banyaknya kereta api yang akan berjalan di suatu Kota maka akan menimbulkan dampak negatif yaitu akan menimbulkan kebisingan di berbagai tempat terutama ketika suara klakson kereta api, suara kereta api ketika berjalan tentu akan menganggu aktivitas kegiatan masyarakat di sekitarnya. 

Selain itu juga ketika kita berkaca KRL yang terjadi di Jakarta terutama saat aktivitas pagi dan malem tentu sangat tidak baik bagi para pengguna KRL di Jakarta karena setiap pagi orang akan bersama sama berangkat kerja menuju Jakarta dari berbagai daerah sedangkan saat malam kereta dari arah Jakarta akan sangat penuh dan orang orang akan sangat berdesakan ketika didalam kereta tersebut.

Kereta berbasis rel di Indonesia ada 4 yaitu KRL (Kereta Local), KAI (Kereta antar Kota), MRT, dan juga LRT. Tentu dengan semakin banyaknya transportasi umum berbasis rel tentu akan membuat biaya untuk infrastruktur dan biaya perawatan kereta yang akan terus meningkat dan menjadi mahal karena untuk biaya perawatan bagi KRL, KAI, MRT dan juga LRT tidaklah murah terlebih sebentar lagi kereta cepat Jakarta-Bandung akan segera rilis.

Untuk KRL sendiri akan mengeluarkan biaya sebesar 200 miliar setahun untuk biaya perawatan KRL yang beroperasi selama kurang lebih 20 jam dalam sehari. Lalu dana untuk biaya perawatan MRT adalah 491 milliar per tahun dan juga 192 milliar per tahun. Lalu yang terakhir adalah biaya LRT, untuk biaya LRT sendiri adalah pendanaan nya mencapai 199,94 milliar sedangkan pendapatan yang baru didapatkan baru mencapai 14,79 milliar untuk LRT. Tentu saja hal ini mengalami ketimpangan yang sangat jauh antara biaya perawatan dengan biaya pengeluaran yang dikeluarkan. 

Maka saran saya untuk pemerintah adalah kita harus membuat angka pendapatkan lebih tinggi dibandingkan biaya pengeluaran entah dengan melakukan promosi lebih giat agar semakin banyak pengguna dan memberikan fasilitas-fasilitas yang lebih baik agar masyarakat lebih banyak menggunakan transportasi umum daripada transportasi pribadi yang dapat menyebabkan asap kendaraan yang bisa menyebabkan polusi udara dan dapat mengganggu kesehatan manusia.

Kesimpulannya adalah transportasi umum berbasis rel juga bisa memberikan dampak positif terutama dalam mengurangi polusi udara yang ada di tengah kota namun juga pendapatan pengeluaran untuk transportasi umum berbasis rel yang harus menjadi perhatian kita bersama karena tentunya setiap transportasi menginginkan adanya kenyamanan dari pengguna transportasi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun