Suatu waktu di pagi hari,kami menengok ladang yang seminggu lalu telah kami tanami. Tiba-tiba terlihat seekor ular sedang merayap ke sebuah liang pada pematang yang hendak kami lewati. Spontan kami melemparinya dengan tanah,dan kebetulan ada yang mengenainya. Ular itu langsung menjauh. Begitu ular menjauh,tiba-tiba dari lubang itu keluar tikus besar yang lari memburu ular. Kami menduga tikus itu marah karena telah diganggu. Anehnya,meski sudah bisa mengejar ular,tikus tadi tidak juga menggigit ekor atau tubuh ular. Ia malah lari mendekati kepala ular dan begitu dekat si ular dengan mudah mencaploknya. Kami pun heran. Umumnya,binatang akan lari secepat-cepatnya begitu ada yang memangsanya. Sebelum berkurang keheranan kami,lubang itu kami bongkar. Ternyata banyak tikus muda berhamburan keluar. Kami pun menarik kesimpulan,tikus besar tadi adalah induk yang mengorbankan diri demi anak-anaknya agar tidak menjadi mangsa ular. Ah,sungguh mulia pengorbanannya. Bayangkan,mana ada tikus pernah "makan sekolahan" apalagi meresapi lagu Kasih Ibu yang populer itu. Kami pun disadarkan oleh peristiwa di pagi hari itu. Selamat Hari Ibu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H