Mohon tunggu...
Nicka LovelyaKhailaputri
Nicka LovelyaKhailaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fokus pendidikan dan masa depan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Konsep Konservasi serta Nilai Sosial Budaya yang Ada pada Sistem Pertanian di Indonesia

25 Maret 2023   08:10 Diperbarui: 25 Maret 2023   08:19 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: membajak sawah menggunakan sapi (Dok. pribadi)

Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Nenek moyang bangsa Indonesia banyak memanfaatkan hal ini untuk bercocok tanam, sehingga mereka semua dapat bertahan hidup dengan makanan yang tercukupi dengan sempurna. Di Indonesia terdapat dua macam sistem pertanian, di antaranya ada sistem pertanian tradisional dan sistem pertanian modern. Pada sistem pertanian tradisional dicirikan dengan penggunaan alat-alat tradisional, seperti halnya membajak sawah dengan sapi, memanen padi manual, menumbuk padi secara manual dan lain sebagainya. pada sistem pertanian modern menggunakan alat- alat yang canggih seperti halnya, traktor untuk membajak sawah, kombi untuk memanen padi, dan masih banyak hal lainnya.

Pertanian di Indonesia ini dijadikan sebagai salah satu mata pencaharian oleh warga Indonesia. Oleh karena itu, ekonomi warga Indonesia lebih terbantu dengan hal ini. Biasanya para petani menanam berbagai hal mulai dari padi, jagung, ketela, sayuran, buah-buahan dll. Hal ini menjadikan warga di sekitar berkecukupan dari bahan-bahan makanan yang dibutuhkan.

Terdapat dua jenis pertanian di Indonesia, yaitu pertanian basah dan pertanian kering. Pada pertanian basah para petani membutuhkan air sungai maupun irigasi untuk memaksimalkan tanamannya dan tanaman yang biasanya ditanam adalah padi. Pertanian kering merupakan pertanian yang tidak memerlukan air dalam proses pertaniannya. Biasanya para petani menanam di tegal (tanah luas yang berada di hutan biasanya yang ditanam berupa jagung, kacang, ketela, dll. ) dan gaga (penanaman padi yang tidak memerlukan air pada proses penanamannya).  

Pada sistem pertanian di Indonesia mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman serta kemajuan teknologi yang ada. Para petani dituntut untuk dapat mengimbangi dari semua yang ada dengan perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi juga mengakibatkan tenaga kerja berkurang dan digantikan oleh mesin-mesin yang dapat menggantikan tenaga manusia. Kemajuan teknologi ini mempunyai pro dan kontra bagi para petani.

Sistem Pertanian Tradisional

Pada sistem ini masih banyak warga yang menggunakan alat-alat tradisional, dan nilai kebersamaannya pun masih terasa kental dari antar warga. Pada sistem pertanian tradisional biasanya masih terdapat hal-hal kental yang berkaitan dengan budaya. Jika di daerah Blora Jawa Tengah, para petani biasanya melaksanakan ritual tradisi wiwit. Ritual ini biasanya dilakukan ketika baru saja menanam padi dan pada saat memanen padi. Pada ritual ini biasanya dilakukan doa bersama lalu menyisihkan sedikit makanan yang ditinggal disawah kemudian membagikan makanan kepada tetangga di sekitar rumah dan juga saudara-saudaranya. Kegiatan ini dimaksudkan bahwa para petani merasa bersyukur dengan hasil pertanian yang mereka dapatkan dan ingin membagi kebahagiaan mereka dengan membagikan kepada tetangga maupun saudaranya. Dari hal ini akan muncul sikap humanis yang diciptakan oleh warga dan juga solidaritas akan terbentuk sehingga tercipta lingkungan warga yang bahagia dan saling membantu.

Pada pertanian tradisional membajak sawah masih menggunakan tenaga sapi dalam mengolah tanahnya. Ketika membajak sawah dengan menggunakan sapi akan lebih murah karena menghemat biaya operasional dll. Struktur tanah yang ada juga tidak akan rusak jika dibajak dengan sapi. Hal ini menjadi tanda bahwa membajak sawah menggunakan sapi lebih bersahabat dengan lingkungan sekitar dan merupakan implementasi dari konservasi yang ada.

Tradisi lain yang ada pada sistem pertanian tradisional ini ketika warga menanam padi (tandur) dari tempat satu ke tempat lainnya silih berganti untuk saling membantu sebagai sesama petani padi. Dari kegiatan ini akan muncul sikap gotong royong, saling membantu, dan tolong menolong antar warga. Pada proses panen padi juga masih sama menggunakan sistem gotong royong serta saling membantu antar warga.  Pada tradisi ini warga akan berkumpul menjadi satu saling berinteraksi dan bersosialisasi satu sama lainnya sehingga tercipta keharmonisan dan sikap solidaritas dari setiap warganya. Tradisi ini juga termasuk warisan budaya yang harus dijaga kelestariannya. Sistem pertanian tradisional juga mengajak para petani agar berpikir kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan bahan serta alat yang ada di sekitarnya untuk menjaga keberlangsungan pertanian mereka dengan baik.

Sistem Pertanian Modern

Seiring berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi, petani dituntut agar bisa menyeimbangkan diri dari kemajuan teknologi yang ada. Dari perkembangan teknologi ini terdapat hal pro dan kontra bagi petani. Baiknya petani lebih mudah dalam membajak sawah, lebih efisien, dan tidak memerlukan waktu yang banyak dalam mengolah sawah. Akan tetapi dengan adanya kemajuan teknologi ini banyak nilai-nilai konservasi sosial budaya yang luntur seiring dengan perkembangan zaman yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun