Mohon tunggu...
nicholas dedi
nicholas dedi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mencegah Kebakaran Pasar

25 Mei 2015   12:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:38 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasar Johar Terbakar (http://jogja.tribunnews.com)

Kebakaran pasar menjadi trending topik dalam berbagai media massa di Indonesia beberapa waktu yang lalu mulai pasar Klewer Solo, Johar dan pasar Jatayu. Dari pemberitaan tersebut penyebab kebakaran adalah konsleting listrik. Permasalahannya adalah ketika listrik menjadi penyebab utama berbagai pasar legendaris tersebut, belum terlihat adanya perbaikan manajemen pasar-pasar tradisional untuk mencegah kebakaran yang dapat membawa kerugian yang besar pagi para pedagang.

Pencegahan kebakaran pasar tradisional dapat dilaksanakan apabila ada kerjasama yang baik antara komunitas pedagang dengan pemerintah. Komunikasi dan koordinasi antara para pedagang dengan pengelola pasar dibutuhkan untuk mengimplementasikan strategi yang tepat dalam mencegah kebakaran.

Salah satu bentuk strategi untuk mencegah kebakaran yang dapat diaplikasikan adalah Konsep CPTED (Crime prevention through environmental design). Konsep ini biasa digunakan oleh negara maju untuk mencegah terjadinya kejahatan di lingkungannya melalui desain lingkungan fisik, namun menurut penulis konsep CPTED juga dapat diterapkan dalam mencegah kebakaran pasar. Prinsip dalam CPTED sendiri terbagi menjadi 4 yaitu Natural Surveillance, Natural Access Control, Territorial Reinforcement; Maintenance and Management.

Mengacu pada konsep CPTEDhal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kebakaran pasar dapat dicoba berbagai strategi antara lain yaitu: 1) Menata ulang instalasi listrik di pasarsecara bertahap, dan dilakukan pengecaken/perbaikan secara berkala. Strategi ini dilakukan dengan cara bergilir masing-masing blok dengan cara para berdagang libur dalam beberapa hari di blok tersebut dalam rangka mengecek dan memperbaiki instalasi listrik. Jika memberatkan mungkin bisa dipindah secara bergantian lokasi berdagangnya. Memang merepotkan pedagang serta menurunkan keuntungan pada saat itu, namun jika dibandingkan dengan kerugian akibat kebakaran tentu pengorbanan libur atau pindah berdagang dalam waktu tertentu tidak siap-sia, 2) pemasangan Hidrant air di beberapa titik lokasi pasar yang dapat sewaktu-waktu digunakan bila terjadi kebakaran,permasalahan yang terjadi seringkali hidrant tidak berfungsi atau tidak tersambung dengan air sehingga perlu dilakukan pengecekan pula; 3) pemasangan APAR di tiap toko yang dapat digunakan untuk memadamkan api yang masih kecil dan terlihat oleh pemilik toko yang bersangkutan; 4) melakukan pengawasan oleh pihak keamanan pasar. Pengawasan dapat dilakukan secar konvensional dengan melakukan patroli di pasar ketika malam hari atau secara modern dengan menggunakan CCTV. Jika jasa pengamanan cukup berat bagi para pedagang maka dapat dilakukan dengan melakukan sistem penjagaan secara bergiliran sebagaimana poskamling yang dilakukan di perumahan dengan dilengkapi SOP (standart operational procedure) yang jelas terkait tindakan yang diperlukan jika terjadi kebakaran ; dan 5) membuat rencana kontigensi jika terjadi kebakaran untuk memudahkan menyelamatkan pedagang yang ada di dalam, pemadaman api dan menyimpan barang dagangan di lokasi-lokasi tertentu. Rencana kontigensi juga dapat dipraktekkan untuk melatih kesiapan para pedagang menghadapi bahaya kebakaran.

Pencegahan kebakaran pasar akan efektif jika para pedagang memahami permasalahan tersebut dengan baik. Hal ini dapat dilakukan penyuluhan oleh pihak yang berwenang untuk memberikan pemahaman terkait strategi pencehgahan kebakaran pasar melalui komunikasi secara langsung dengan para pedagang. Biasanya dalam suatu pasar terdapat komunitas perkumpulan para pedagang kondisi ini lebih memudahkan dalam pemberian pemahaman karena cukup mengundang perwakilan untuk dilakukan diskusi dan hasilnya akan disampaikan oleh para perwakilan ke pedagang yang lain.

Konsep CPTED ini juga dapat dipertimbangkan oleh pemerintah dalam rangka mendesain pasar yang saat ini sudah terbakar, sehingga pada saat nanti pasar tersebut dapat difungsikan fungsi pencegahan kebakaran sudah ada di dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun