Mohon tunggu...
Nicholas RyanAditya
Nicholas RyanAditya Mohon Tunggu... -

Seorang anak rantau yg bercita-cita menjadi jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kupas Tuntas Jurnalisme Online bersama Giras Pasopati

18 Maret 2017   11:38 Diperbarui: 19 Maret 2017   00:00 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Giras juga menjelaskan mengenai konvergensi media yang kerapkali disebut di dunia jurnalisme. Lantas apa sebenarnya konvergensi media? Berikut penjelasannya.

Konvergensi media menurut Giras adalah bergabungnya atau terkombinasinya berbagai jenis media, yang sebelumnya dianggap terpisah dan berbeda (misal, komputer, televisi, radio, suratkabar), ke dalam sebuah media tunggal. Tanpa kita sadari, kini kita sedang dilanda arus konvergensi media tersebut. Sebagai contoh, di Indonesia kita dapat melihat media-media massa yang mana diatur oleh tiga pimpinan media besar yaitu Hary Tanoesudibjo dengan MNC Groupnya, Aburizal Bakrie dengan VIVA grupnya, dan Surya Paloh dengan Media Indonesianya. 

Giras melanjutkan bahwa gerakan konvergensi media ini tumbuh berkat adanya kemajuan teknologi, khususnya dari munculnya internet dan digitalisasi informasi. Konvergensi media ini menyatukan "tiga C" (computing, communication, content)

Tantangan Media Online

Obrolan kami hampir selesai, Giras pun menutupnya dengan menjelaskan tantangan dari media online. Media ini sebenarnya bagus, cepat, namun tidak akurat. Giras mengatakan dengan kalimat "Speed Kills, bro" atau "Kecepatan ini membunuhmu, sayang." Ini lah yang dikhawatirkan dari media online, dan juga sisi jurnalistik yang terabaikan. Bagiaman kedangkalan berita dipertanyakan, kecepatan diutamakan, sehingga kecermatan dan ketegasan redaksional yang sangat penting untuk memilih berita layak unggah diabaikan. 

Giras menambahkan bahwa seringkali hanya demi mengejar klik, media online mengunggah berita yang minim esensi, tapi penuh sensasi. Ini lah yang nantinya membahayakan kualitas literasi di masyarakat. Hal tersebut yang kini kita kenal dengan berita "hoax" atau berita palsu, tidak benar, hanya mencari sensasi belaka. 

Ya, begitulah dunia media online saat ini, kompasianers

Saya harap, kita harus mengkritisi segala kebaruan yang ada, karena bisa jadi kebaruan justru me

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun