Akhir akhir ini TimNas Indonesia sedang banyak diperkuat oleh pemain diaspora, atau bisa disebut pemain Naturalisasi. Banyak kontroversi dalam permasalahan ini,hal tersebut dikarenakan banyak nya pemain lokal yang mulai kalah saing dengan pemain Diaspora. Fans TimNas pun banyak yang tidak terima dengan adanya pemain Diaspora, mereka merasa bahwa pemain lokal dapat bersaing atau bahkan lebih baik. Tapi kenyataan nya, sejauh ini banyak pemain lokal yang masih kalah saing dengan pemain Diaspora. Secara skill dan secara permainan pun terjadi jarak yang jauh antara pemain lokal dan Diaspora.
Pemain naturalisasi dalam Timnas Indonesia dapat meningkatkan kualitas tim secara keseluruhan dengan membawa pengalaman dan keterampilan yang lebih tinggi, serta diversifikasi taktik yang memperkaya strategi permainan. Kehadiran mereka juga dapat menginspirasi pemain lokal untuk meningkatkan performa dan memberikan motivasi, sekaligus membantu tim bersaing di level internasional.
Selain itu, pemain naturalisasi sering kali memiliki basis penggemar dari negara asal mereka, yang dapat memperluas dukungan bagi Timnas. Namun, penting untuk menjaga keseimbangan antara pemain naturalisasi dan lokal agar pengembangan sepak bola di Indonesia tetap berkelanjutan dan memfasilitasi penemuan bakat lokal yang potensial.
Agar tidak selalu bergantung kepada pekain diaspora, karena seorang pemain keturunan dapat memilih kewarganegaraan nya. Bisa saja pemain tersebut tidak memilih kewarganegaraan Indonesia, Apalagi banyak pemain keturunan yang berasal dari negara yang sepak bolanya sudah maju seperti Belanda dan Inggris. Namun dengan adanya hal seperti itu membuat Federasi sepakbola Indonesia atau bisa disebut juga dengan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) yang menaungi Sepak bola Indonesia. Karena dengan adanya pemain diaspora Federasi akan semakin berbenah, level TimNas Indonesia saat ini sudah bisa menyamai Arab Saudi, Australia, Korea Selatan dan negara kuat di Asia dan bahkan Indonesia dapat mengalahkan TimNas Argentina dalam kelompok umur u-21 dengan skor 2-1 pada turnamen di Korea Selatan.
Harapan saya sebagai pecinta sepakbola Nasional adalah Federasi dapat membenahi dengan fasilitas yang mumpuni. Namun pentingnya pemain diaspora juga sangat terlihat untuk pengembangan sepakbola Indonesia yang dapat dijadikan motivasi oleh pemain lokal untuk meneruskan perjuangan TimNas yang sudah konsisten hingga pada titik ini. Agar semakin maju dan lebih baik, bahkan dapat menyaingi negara-negara kuat dunia hingga turut ambil dalam mengikuti Piala Dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H