Mohon tunggu...
Kevin Nicholaus
Kevin Nicholaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Kelautan 2018 - FPIK Undip

Hi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Adakah Perdamaian di Negeri Ini?

28 November 2016   17:27 Diperbarui: 5 Februari 2018   08:42 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saudara pembaca sekalian, sudah banyak berbagai problema di dunia ini, tak terkecuali di negeri tercinta ini.  Beragam masalah timbul mulai dari yang sepele sampai yang terberat. Masalah-masalah ini bahkan dapat menimbulkan perpecahan di antara kita. Berbagai masalah tersebut juga ditimbulkan secara sengaja maupun tak sengaja.

Saya sendiri juga bingung, mengapa ada banyak orang yang tidak menyukai kedamaian dan akhirnya malah mencari perpecahan dengan membuat masalah seperti provokasi, mengkambing hitamkan, merusak negeri ini dari dalam, apa manfaat yang didapat dari melakukan itu semua? Apakah itu hanya merupakan kesenagan? Kebanggaan? Kepuasan? Semuanya itu hanya fana, semua kesenangan itu tak bertahan lama dan akan segera hilang.

Saudara pembaca sekalian, pernahkah kalian berpikir bahwa apa yang didapat dari segala kekacauan, amarah, kerusakan yang diperbuat oleh segelintir orang dapat menimbulkan bencana, perpecahan, dan porak-poranda di negeri ini.

Kita seharusnya jangan mudah terpancing oleh provokasi seseorang, jika kita malah terpancing oleh perkataan orang tersebut hal itu malah akan membuat orang tersebut merasa senang, puas karena telah berhasil membuat perpecahan. Kita sebagai manusia yang memiliki hati, pikiran, dan kebebasan seharusnya kita jangan mudah terpancing. Belum tentu apa yang dikatakan oleh orang tesebut benar adanya, maka perlu dilakukan cek & ricek terlebih dahulu. Kita harus menanggapi masalah dengan kepala dingin, jangan mudah meledak atau tersulut emosi.

Kita sebagai manusia memang diberi kebebasan, kita bebas melakukan apa saja yang kita mau, namun kita tidak akan terbebas dari tanggung jawab atas hal yang kita perbuat itu. Misalnya, kita bisa libur tidak perlu bekerja/ bersekolah, namun kita harus menaggung hasilnya yaitu kita bisa dipecat atau di D.O.. Contoh lainnya kita bisa saja membuat isu-isu yang menimbulkan keributan dan terjadi berbagai reaksi di kalangan masyarakat, dan hasilnya kita harus mempertanggung jawabkan perbuatan kita ke pihak yang berwenang.

Kita diberi oleh Tuhan akal yang dapat digunakan, kita harusnya berpikir dahulu sebelum berkata atau berbuat sesuatu, kita juga jangan mudah percaya akan suatu isu, kita harus mencari kebenarannya terlebih dahulu sebelum mencuat berbagai respon. Selain akal kita juga memiliki hati, kita harus menyikapi berbagai isu-isu yang sengaja dibuat hanya untuk kepentingan suatu golongan saja, kita harus menyikapi dengan bijak dan dengan hati nurani.

Negeri kita ini terdiri dari bermacam-macam suku, ras, dan agama, namun bukan berarti dengan semua itu tidak mungkin terjadi adanya persatuan. Namun jika kita membahas tentang agama maupun ras, hal ini memang sesuatu yang sangat sensitif dan hal ini akan menimbulkan berbagai tafsiran yang bahkan dapat menimbulkan salah faham. Maka untuk menghindari salah faham tersebut harusnya dijelaskan secara mendetail maksudnya, dan jika ada kesalahan dalam penyampaian maka lebih baik di ingatkan secara baik-baik dan jangan langsung emosi. Tetapi agama itu sendiri mengkotak-kotakan orang, meskipun tujuannya sama, sama-sama kepada Sang Pencipta. Namun tetap saja adat nya berbeda,dan  jika memungkinkan kita tidak perlu mencampuri adat orang lain jika kita tidak tahu betul.

Dan semua itu kembali kepada kita sendiri saudara pembaca sekalian, apakah dari dalam sendiri ini menginginkan adanya persatuan diantara kita sendiri. Dan juga kita sendiri yang bisa menjawab adakah persatuan di negeri ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun