Selamat pagi Ibu Evi dan teman-teman
Sebagai siswa yang sudah pernah merasakan posisi ketua dalam suatu organisasi saya cukup tau apa itu arti "memimpin". Dari yang saya tau ketua itu merupakan sosok yang bijaksana, tidak memikirkan diri sendiri yang penting bermanfaat bagi anggota dan masyarakat. Sosok ketua tidak memberi kata-kata tapi perbuatan yang nyata. Indonesia sekarang sedang mengalami situasi genting. Sangat banyak beredar postingan dengan tanda "PERINGATAN DARURAT" yang dibarengi dengan hastag "#KawalPutusanMK". Banyak masyarakat yang menyahut-nyahut dan berkata kita akan kembali ke zaman Soeharto. Setelah itu sebentar lagi kita punya baju yang tulisannya "Pie kabare le? Enak zaman ku to?".
Sudah 7 kali kita mengganti ketua dalam organisasi ini dan disaat kita berfikir ketua yang terbaik adalah ketua tahun ini semua sirna karena satu aksi yang dilakukan. Ketua kita seakan kehilangan arah dan haus akan kekuasaan. Menurut saya, dari pada sibuk cari kekuasaan lebih baik cari cara untuk mengurangi guncangan akibat wahana alami dari alam yang terjadi tiap tahun di Jogja dan selalu memakan korban.Â
Disaat-saat genting anak bungsunya malah sibuk senang-senang dan memosting story ig dengan istri yang ia banggakan. Sedangkan kita sibuk mencari kebenaran. Lantas apa guna para pahlawan memperjuangkan Indonesia agar bebas dari penjajahan? Jika ternyata kita dijajah oleh 1 keluarga yang haus akan jabatan.
Apa gunanya kurikulum merdeka jika tidak memerdekakan? Kaum muda sekarang merasa serba salah dan berusaha meluruskan. Namun pemerintah terlihat seakan buta dan tidak memerpedulikan.Â
Saya Nicholas Xavian Kent Owen. Terimakasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H